ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pengelola Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memberikan sejumlah kompensasi biaya masuk hingga tol kepada truk nan bakal masuk ke pelabuhan. Kompensasi diberikan buntut kemacetan nan terjadi di sejumlah ruas jalan di Jakarta Utara menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Executive Director Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia Drajat Sulistyo mengatakan kompensasi nan diberikan ialah menambah pemisah waktu masuk truk, sehingga tidak lagi ditarik biaya tambahan. Pelindo juga membebaskan biaya Surat Penarikan Peti Kemas alias Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/TILA) nan bakal sangat membantu pengendara kargo.
"Kompensasi nan diberikan adalah menambah waktu pembatasan bagi truk nan masuk area pelabuhan, kami juga tidak tarik biaya lagi bagi akses gate (pintu) nan kedaluwarsa," kata Sulistyo dikutip dari Antara, Sabtu (19/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga melepas gate agar pengendara truk pikulan peti kemas bisa melakukan tapping dan di waktu kendaraan terjebak (stuck) diarahkan ke jalan tol. "Biaya tol juga kami bantu agar kendaraan bisa masuk jalur tol," kata dia.
Tak berakhir sampai di situ, pihaknya juga memberikan support konsumsi kepada pengendara kargo nan terjebak kemacetan panjang tersebut.
Sulistyo mengatakan antrean panjang ini disebabkan adanya peningkatan volume bongkar muat peralatan di Terminal NPCT1 dan sejumlah terminal lainnya. Terdapat tiga kapal kargo nan bersandar nan mengalami delay. "Kapal mengalami delay dan terjadi peningkatan bongkar muat," kata dia.
Peningkatan kendaraan nan terjadi ini dari kapabilitas 2.500 di terminal NPCT1 menjadi 4.200 kendaraan sehingga menimbulkan penumpukan dan menyebabkan kemacetan panjang.
Sementara Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan M Takwin mengatakan Pelindo, KSOP, operator, Polres Pelabuhan bakal melakukan pengawasan terhadap receiving (penerimaan) dan delivering (pengiriman) di setiap terminal.
"Kami bakal awasi terminal untuk melakukan bongkar muat sesuai kapabilitas nan mereka miliki sehingga tidak terjadi penumpukan," kata dia.
Selain itu pihaknya bakal melakukan pemindahan bongkar muat dari satu terminal ke terminal lain. Ada dua terminal nan menjadi letak pemindahan ialah Terminal Koja dan JICT.
"Dengan pengawasan serta pemindahan diharapkan perihal serupa tak terulang lagi," kata dia.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga telah buka bunyi mengenai macet panjang pada ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Priok M. Takwim Masuku mengungkapkan kemacetan terjadi dipicu oleh meningkatnya volume aktivitas di pelabuhan nan sangat signifikan menjelang libur panjang alias long weekend ialah tanggal 18,19, dan 20 April 2025.
Takwim menegaskan area common gate dan Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) di pelabuhan berfaedah normal, hanya saja lonjakan aktivitas ini menyebabkan terjadinya kemacetan.
Kronologinya, kemacetan mulai terjadi pada Rabu malam nan lalu. Kala itu ada sekitar tiga kapal besar bersandar di area Pelabuhan NPCT1. Kala itu total volume bongkar muat mencapai lebih dari 4000 TEUs. Padahal biasanya volume bongkar muat nan umumnya dilakukan di Pelabuhan NPCT1 adalah sebesar 2.000-2.500 TEUs.
"Hal tersebut menyebabkan peningkatan volume aktivitas nan sangat signifikan dari nan biasanya berkisar antara 2.000-2.500 TEUs dan merupakan salah satu penyebab kemacetan nan terjadi," ungkap Takwim dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).
(ada/fdl)