ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Sebuah penelitian menemukan plasenta namalain ari-ari bayi mengandung mikroplastik dan nanoplastik, namalain potongan limbah plastik nan berukuran sangat kecil. Kehadiran mikroplastik dan nanoplastik dalam jumlah nan tinggi, menurut studi, bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Mengutip The Guardian, kelahiran prematur merupakan penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia, dan penyebab sekitar dua pertiga dari semua kelahiran prematur tidak diketahui, kata Dr. Enrico Barrozo, dari Baylor College of Medicine di Texas, AS. Hubungan antara polusi udara dan jutaan kelahiran prematur telah mendorong tim peneliti untuk menyelidiki polusi plastik.
Mikroplastik pertama kali terdeteksi di plasenta pada tahun 2020 dan juga ditemukan dalam air mani, ASI, otak, hati, dan sumsum tulang. Temuan ini menunjukkan adanya kontaminasi nan sangat besar di tubuh manusia. Dampaknya terhadap kesehatan manusia tetap sangat sedikit diketahui, tetapi mikroplastik telah dikaitkan dengan stroke dan serangan jantung.
"Studi kami mengisyaratkan kemungkinan bahwa penumpukan plastik dapat berkontribusi terhadap terjadinya kelahiran prematur," kata Prof. Kjersti Aagaard, di rumah sakit anak Boston di AS.
"Dikombinasikan dengan penelitian terbaru lainnya, studi ini menambah bukti nan semakin banyak nan menunjukkan akibat nyata dari paparan plastik terhadap kesehatan dan penyakit," tambahnya.
Mikroplastik diketahui menyebabkan peradangan sel manusia, dan peradangan merupakan salah satu aspek nan memicu dimulainya persalinan.
Mikroplastik, nan terurai dari sampah plastik, telah mencemari seluruh planet dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam. Manusia diketahui mengonsumsi partikel mini tersebut melalui makanan, air, dan dengan menghirupnya.
Beberapa ibu berisiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur, lantaran usia, suku bangsa, dan status sosial ekonomi mereka. Namun, kaitan kuat antara partikel plastik dan kelahiran prematur tetap ada meskipun faktor-faktor ini diperhitungkan.
"Studi ini menunjukkan adanya hubungan dan bukan karena akibat. Namun, saya pikir krusial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mikroplastik dan hubungannya dengan potensi akibat kesehatan manusia," kata Barrozo.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Polemik New York Fashion Week 'Indonesia Now'
Next Article Kemenkes: 12.000 Bayi Alami Sakit Jantung Bawaan, Apa Sebabnya?