Studi Ungkap Golongan Darah Yang Lebih Berisiko Kena Stroke Di Usia Dini

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Para peneliti di University of Maryland (UMD) menemukan golongan darah nan lebih mungkin mengalami stroke sebelum usia 60 tahun. Mereka menyebut golongan darah A lebih mungkin terkena stroke iskemik dini, nan disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak.

Sementara untuk orang dengan golongan darah O mempunyai akibat nan lebih rendah.

"Jumlah orang dengan stroke awal meningkat. Orang-orang ini lebih mungkin meninggal lantaran kejadian nan menakut-nakuti jiwa, dan para penyintas berpotensi menghadapi puluhan tahun dengan kecacatan," jelas Dr Steven J Kittner, salah satu peneliti utama studi dan mahir saraf di UMD Medical Center.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun demikian, hanya ada sedikit penelitian tentang penyebab stroke dini," sambungnya, dikutip dari NYPost.

Dalam kajian tahun 2022, Kittner dan rekan-rekannya menyaring info dari 48 studi genetik nan melibatkan nyaris 17 ribu pasien stroke dan 600 ribu orang sehat nan tidak pernah mengalami stroke. Semua peserta berumur antara 18 dan 59 tahun.

Setelah meninjau profil genetik mereka, para peneliti menemukan hubungan potensial antara stroke awal dan bagian kromosom nan mengandung gen, nan menentukan golongan darah A, AB, B, alias O.

"Hubungan golongan darah dengan stroke nan terjadi kemudian jauh lebih lemah daripada nan kami temukan dengan stroke dini," beber Dr. Braxton D Mitchell, peneliti utama dan guru besar kedokteran di UMD.

Setelah menyesuaikan jenis kelamin dan faktor-faktor lain, tim menemukan bahwa golongan darah O mempunyai akibat 12 persen lebih rendah untuk mengalami stroke dibandingkan dengan golongan darah lainnya.

Sementara mereka nan bergolongan darah A, mempunyai akibat 16 persen lebih tinggi untuk mengalami stroke dini. Meski begitu, para mahir menekankan agar orang-orang dengan golongan darah tersebut untuk tidak terlalu panik.

"Kami tetap belum tahu kenapa golongan darah A mempunyai akibat nan lebih tinggi. Tetapi, kemungkinan ada hubungannya dengan aspek pembekuan darah seperti trombosit dan sel nan melapisi pembuluh darah, serta protein sirkulasi lainnya," tutur Kittner.

"Semua itu berkedudukan dalam pembekuan darah."

Bekuan darah merupakan penyebab utama stroke iskemik, lantaran menghalang aliran darah ke otak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah A mungkin lebih rentan mengalami bekuan darah di kaki, suatu kondisi nan disebut sebagai trombosis vena dalam.

"Kami jelas memerlukan lebih banyak penelitian lanjutan untuk menjelaskan sistem peningkatan akibat stroke," kata Kittner.

Para peneliti juga mencatat bahwa penelitian mereka mempunyai beberapa keterbatasan, termasuk kurangnya keberagaman di antara peserta.

Faktor akibat stroke umumnya meliputi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, dan konsumsi alkohol. Obesitas, pola makan nan tidak sehat, dan kurang olahraga juga dapat meningkatkan akibat stroke.

"Studi ini menimbulkan pertanyaan krusial nan memerlukan penyelidikan lebih dalam tentang gimana golongan darah nan ditentukan secara genetik dapat berkedudukan dalam akibat stroke dini," ungkap Dr Mark T Gladwin, wakil presiden pelaksana untuk urusan medis di UMD Baltimore.

"Hal ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menemukan langkah baru guna mencegah kejadian nan berpotensi merusak ini pada orang dewasa muda," pungkasnya.


(sao/naf)

Selengkapnya