ARTICLE AD BOX
Jakarta - Dari tahun ke tahun, kejadian balap lari menjelang sahur selalu mewarnai bulan Ramadan. Umumnya digelar secara terlarangan di jalanan, hingga memicu pro dan kontra lantaran aktivitas olahraga nan semestinya menyehatkan ini malah jadi mengganggu ketertiban.
Lalu jika dilihat dari kacamata praktisi kesehatan, lomba balap lari 100 meter ini memang menyehatkan alias justru lebih besar risikonya?
Menjawab perihal ini, ahli kedokteran olahraga Mayapada Hospital Tangerang dr Febianto Nurmansyach, SpKO memandang kejadian ini sebagai aktivitas senang-senang nan dilakukan remaja saja. Karena dilakukan menjelang sahur, dampaknya bagi kelancaran puasa kudu jadi perhatian.
"Biasanya lantaran mereka lari dan berlomba, maka intensitasnya sedang alias berat," kata dr Febianto saat berbincang dengan detikaicom, Rabu (5/3/2025).
"Khawatirnya jika dilakukan intensitas sedang hingga berat dengan lama nan lama itu maka pembuangan cairannya bakal banyak, bisa jadi dehidrasi," lanjut dia.
Selain itu, dr Febianto juga menyoroti mengenai keamanan para peserta balap lari. Diketahui, arena ini biasanya dilakukan di jalan raya aspal dan tanpa menggunakan dasar kaki alias nyeker.
"Nanti bisa ancaman bagi kesehatan tulang, otot betis, engkel, bisa slip terjatuh dan mengalami luka," katanya.
Punya masalah kesehatan selama puasa? Konsultasikan dengan ahlinya di Tanya Dokter detikHealth, dapatkan saldo e-wallet Rp 500 ribu bagi nan beruntung. KLIK DI SINI
(dpy/up)