Sri Mulyani Heran Dengan As: Ciptakan Rezim Sendiri, Sekarang Merasa Terzalimi

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan argumen Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif resiprokal kepada negara mitra dagangnya. Alasan ini diketahuinya setelah melakukan beragam percakapan bilateral di Washington DC, AS minggu lalu.

Sri Mulyani mengatakan AS merasa terzalimi oleh sistem alias rezim dunia saat ini lantaran dianggap tidak menguntungkannya dan justru dimanfaatkan oleh seluruh negara di dunia. Kondisi sekarang ini menurut AS membikin praktek investasi perdagangan tidak adil.

"Jadi di Washington kemarin headline dan topik paling menonjol adalah statement AS bahwa mereka merasa dizalimi oleh sistem global," kata Sri Mulyani dalam konvensi pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Padahal, kata Sri Mulyani, sistem dunia didesain dan diciptakan sendiri oleh AS sebagai pemenang perang bumi II. Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) disebut diinisiasi oleh AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi AS menciptakan sendiri suatu rezim dunia nan sekarang dianggap rezim dunia itu menjadi suatu rezim alias sistem nan tidak menguntungkan AS sendiri lantaran dianggap dimanfaatkan oleh seluruh negara di bumi untuk menuju ke marketnya AS dan negara-negara nan kemudian melakukan praktek investasi perdagangan nan dianggap tidak adil, utamanya dengan memberikan subsidi alias trade support kepada bumi usahanya," ucapnya.

Sri Mulyani pun heran dengan AS sebagai negara dengan ekonomi terbesar di bumi tetapi komplain dengan persaingan global. Padahal nan biasanya komplain adalah negara berkembang.

"Sempat saya menyampaikan dalam intervensi, selama ini globalisasi dan persaingan dunia ini nan paling banyak komplain biasanya negara berkembang, negara nan lemah lantaran merasa susah bersaing secara level playing field, merasa dieksploitasi," ungkap Sri Mulyani.

Oleh lantaran itu, Sri Mulyani mengingatkan bahwa tatanan dunia telah berubah dan mengalami guncangan sangat besar. Apalagi tarif resiprokal AS dibalas oleh China nan menyebabkan perang dagang.

"Jadi size (ekonomi) nomor 1 dan 2 saling mengalami persaingan alias peperangan dunia melalui perdagangan. Dampaknya tidak hanya akibat langsung, namun akibat nan lebih esensial adalah sistem dunia bakal mengalami perubahan dan belum tahu arahnya seperti apa," ucap Sri Mulyani.

(aid/rrd)

Selengkapnya