Siap-siap Para Konglomerat Ini Mau Buyback Saham Besar-besaran

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Para konglomerat nan datang di pertemuan Solidaritas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pemangku Pasar Modal, Senin (3/3) memberi sinyal bakal melakukan pembelian kembali saham (Buyback). Rencana tersebut sebagai respon dari kondisi pasar modal nan terjadi saat ini dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Dibald Trump.

Para pengusaha nan datang dalam pertemuan tersebut di antaranya, Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Agus Projosasmito, Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir, Direktur Utama (Dirut) PT Indika Energy Tbk (INDY) Arsjad Rasjid, Bos Grup Sinar Mas Franky Oesman Widjaja, serta Bos Bakrie Grup Anindya Bakrie

Mereka sepakat untuk meminta Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI) melonggarkan patokan pembelian saham kembali alias buyback. Mereka meminta buyback dapat dilakukan tanpa kudu melalui persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS).

Agus Projosasmito

Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Agus Projosasmito mengatakan bahwa diperlukan kerja sama untuk menjaga keadaan pasar modal Tanah Air di tengah gempuran aspek eksternal nan terbilang kuat.

"Dan kedua emiten boleh buyback tanpa RUPS. Itu tidak usah diperimbangkan lagi Pak, saya kira diputuskan saja," katanya.

Garibaldi Thohir

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir. Dia menilai banyak perusahaan nan mempunyai esensial bagus, tetapi secara valuasi tetap murah. Kemudahan buyback, menurutnya, bakal bisa menjaga stabilitas IHSG.

"Jadi memang buyback [tanpa RUPS] tadi diizinkan, dicari sistem sedemikian rupa. Kalau ada kemudahan, kami siap," katanya.

Anindya Bakrie

Sementara Bos Bakrie Grup nan juga menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie juga sepakat dengan patokan nan dapat memberikan kemudahan kepada emiten untuk melakukan buyback. Pasalnya saat ini banyak perusahaan nan mempunyai duit tunai menumpuk.

"Nah ini kita bakal timbang-timbang (buyback VKTR), lantaran kan kemauan pasti menarik nih, lantaran harganya betul-betul kita percaya dibawah daripada kelaziman menurut kami ya. Tapi kita juga mengerti bahwa kita kudu selalu konsentrasi untuk technical analysis, maksudnya untuk nilai saham, tapi juga fundamental," sebutnya.

Arsjad Rasjid

Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, serta Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, buka bunyi soal kemungkinan emiten nan terafiliasi keduanya untuk melakukan buyback saham merespon penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa waktu terakhir.

Arsjad Rasjid, nan juga merupakan Direktur Utama (Dirut) PT Indika Energy Tbk (INDY) menilai elastisitas dalam sistem buyback tanpa kudu melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapat menjadi langkah strategis untuk menjaga nilai saham.

Arsjad mengatakan bahwa buyback saham merupakan salah satu langkah untuk melindungi emiten dari tekanan eksternal nan berpotensi menurunkan nilai saham secara tidak wajar. Menurutnya, jika keputusan buyback kudu menunggu RUPS, maka kesempatan tersebut bisa terlewatkan.

Saat ditanya apakah Indika Energy (INDY) berencana melakukan buyback, Arsjad menyatakan bahwa pihaknya tetap menunggu perkembangan situasi. Ia tidak menutup kemungkinan buyback bakal dilakukan jika dianggap menguntungkan, terutama lantaran menurutnya valuasi saham saat ini tetap di bawah nilai wajar.

"Ini kita nunggu dulu gimana situasinya. Tapi jika misalnya ini kenapa tidak? Kan kita percaya bahwa value is actually higher," ungkapnya.

Franky Oesman Widjaja

Bos Grup Sinar Mas Franky Oesman Widjaja menanggapi tindakan jual nan dilakukan para penanammodal akibat respon dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurutnya, secara esensial saham-saham perusahaaan Indonesia berkinerja bagus.

"Kalau fundamentalnya ga bagus jangan garang juga," ujarnya.

Menurutnya, banyak kesempatan nan dapat dimanfaatkan dari momentum penurunan nilai saham nan diakibatkan oleh penanammodal asing nan keluar dari pasar modal Indonesia seperti melakukan pembelian saham berkinerja bagus.

"Masih banyak sekali potensi nan bisa kita lakukan banyak perihal nan bisa kita lakukan dengan bergotong royong," sebutnya.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Nge-Gas Lebih Dari 3,5% & Rupiah Menguat ke Rp16.478/USD

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Selengkapnya