Seruan Salemba Fkui: Mutasi Ala Kemenkes Turunkan Kualitas Dokter

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Sebanyak 258 Guru Besar Fakultas Kedokteran UI (FKUI) menyampaikan keprihatinan atas kebijakan mengenai pendidikan kedokteran dari Kemenkes nan dianggap berpotensi menurunkan mutu pendidikan dokter dan master spesialis.

Dalam pernyataan sikap nan dinamakan Seruan Salemba, FKUI menilai kebijakan Kemenkes itu bakal berakibat langsung pada kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.

"Alih alih memperkuat mutu jasa dan pendidikan, kebijakan nan muncul justru berisiko menurunkan kualitas pendidikan master dan master spesialis," kata Guru Besar FKUI Siti Setiati nan membacakan seruan dalam konvensi pers di Salemba, Jakarta, Jumat (16/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada akhirnya bakal menurunkan mutu pelayanan kesehatan untuk masyarakat," sambungnya.

Dalam seruan itu terdapat beberapa kebijakan Kemenkes nan disoroti FKUI. Beberapa diantaranya adalah mengenai mutasi master di rumah sakit vertikal dan tata kelola kolegium.

FKUI menegaskan upaya mutasi nan dilakukan Kemenkes di rumah sakit vertikal kudu dilakukan dengan berkoordinasi kepada ketua lembaga pendidikan.

"Perubahan struktur termasuk pembentukan departemen dan mutasi staf medis nan ada kudu dikoordinasikan dengan ketua lembaga pendidikan," jelas dia.

FKUI turut menegaskan Kemenkes tidak boleh memperlemah peran kolegium nan bertanggung jawab menjaga standar kompetensi dan mutu pendidikan master dan master ahli di Indonesia.

Mereka menegaskan kolegium kudu tetap independen dan bebas dari intervensi politik nan tidak berbasis keilmuan alias kepentingan sesaat.

"Jika peran kolegium dilemahkan, maka akan, terjadi degradasi kualitas tenaga medis dan hilangnya kepercayaan publik terhadap pekerjaan kedokteran di negeri sendiri," ucap Siti.

Oleh lantaran itu, FKUI menyampaikan sejumlah seruan kepada Kemenkes. Pertama, mereka meminta pendidikan master tetap sesuai sistem akademik nan berbobot dan sesuai standar.

"Kedua, melibatkan lembaga pendidikan kedokteran secara aktif dan berarti dalam setiap perumusan kebijakan dengan pendekatan nan transparan dan berbasis bukti," ujar Guru Besar FKUI Theddeus O.H. Prasetyono.

Lalu, mereka meminta Kemenkes tak mengorbankan keselamatan pasien demi kepentingan politik sesaat untuk mencapai tujuan politik jangka pendek.

"Yang keempat, menghentikan framing jelek terhadap pekerjaan master dan tenaga kesehatan di Indonesia," ujar dia.

"Yang kelima, menegaskan pentingnya peran kolegium pekerjaan kedokteran dan kedokteran ahli sebagai lembaga independen," imbuhnya.

(mab/dal)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya