Senator As: Netanyahu Mulai Perang Dengan Serang Iran

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Senator AS Bernie Sanders menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas eskalasi terbaru dengan Iran. Ia juga menuding Netanyahu jadi dalang tersendatnya negosiasi nuklir AS dan Iran.

Negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington nan dijadwalkan berjalan pada Minggu telah dibatalkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Netanyahu memulai perang ini dengan menyerang Iran," kata Sanders di X, seraya menambahkan bahwa "dia membunuh Ali Shamkhani, negosiator nuklir utama Iran, dengan sengaja menyabotase negosiasi nuklir AS-Iran."

"Dan mari kita ingat siapa Benjamin Netanyahu: Dia adalah penjahat perang nan didakwa Pengadilan Internasional lantaran menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan dan mengarahkan serangan terhadap masyarakat sipil di Gaza."

"Serangan sepihak nan terlarangan oleh Netanyahu terhadap Iran jadi pelanggaran terbarunya terhadap norma internasional. Di bawah pemerintahannya nan ekstremis, Israel semakin menjadi negara jahat dan negara buangan di antara negara-negara lain," dia menegaskan. 

[Gambas:Video CNN]

Pecahnya perang dua negara berbeda ini disebabkan Israel mendadak menyerang Iran sejak Jumat (13/6), melalui udara hingga saling berbalas dengan Iran sampai Senin (16/6).

Israel kala itu menyatakan serangan ke Iran demi "mencegah" ancaman pembuatan peledak nuklir dari Teheran. Tel Aviv menyatakan Iran melanggar komitmen Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan anggap itu keadaan darurat.

Sanders nan selama ini vokal mengkritik Israel menegaskan AS jangan sampai terseret dalam persoalan nan ditimbulkan Netanyahu dan Israel.

"AS tidak boleh terseret ke dalam perang terlarangan Netanyahu lainnya - baik secara militer maupun finansial," tuturnya.

Perang Israel dan Iran memanas dengan Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka. Sedangkan Israel melaporkan 24 orang tewas dan 592 orang terluka akibat serangan Iran.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan Iran tidak memenangkan perang dengan Israel. Ia kemudian menekankan Iran berbareng kudu segera kembali berkompromi "sebelum terlambat."

"Mereka kudu membikin kesepakatan, dan itu menyakitkan bagi kedua belah pihak," kata Trump saat hendak menghadiri KTT G7 di Kanada, seperti diberitakan AFP pada Senin (16/6).

"Menurut saya Iran tidak memenangkan perang ini, dan mereka kudu berbicara, dan mereka kudu berbincang segera, sebelum terlambat," dia menegaskan.

Ia sebelumnya juga dikabarkan memveto rencana jahat Israel membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei nan dinilai Netanyahu bakal "mengakhiri konflik" kedua negara musuh bebuyutan tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel bermaksud menggagalkan ancaman "eksistensial" nan ditimbulkan program nuklir dan rudal Iran.

Kampanye pengeboman nan luar biasa dimulai saat Teheran dan AS terlibat dalam perundingan nuklir, nan telah dibatalkan, dan setelah peringatan dari pengawas nuklir PBB atas aktivitas atom Iran.

Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB, mengatakan "tidak ada indikasi serangan fisik" pada bagian bawah tanah akomodasi pengayaan uranium Natanz Iran, dan tingkat radiasi di luar pabrik "pada tingkat normal".

IAEA sebelumnya mengatakan bahwa komponen utama di atas tanah dari situs nuklir Natanz Iran telah hancur.

Grossi mengatakan pada rapat majelis luar biasa badan PBB bahwa "keselamatan nuklir sedang dikompromikan" oleh bentrok tersebut.

(chri)

Selengkapnya