ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Bank Mandiri (BMRI) mengungkapkan ada lima sektor terbesar dalam tren investasi asing masuk ke Indonesia. Hilirisasi tetap menjadi salah satu program nan menarik penanammodal luar negeri.
Chief of Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tahun ini keberlanjutan program hilirisasi pemerintah bakal diperluas ke komoditas-komoditas mineral nan lain.
"Kalau kami proyeksikan tetap bakal di sekitar basic metal industry, metal goods, non-machinery and its equipment," ujar Asmo di Press Conference: Pre-Event Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, Selasa (21/1/2025).
Sementara itu, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria mengatakan bank pelat merah itu juga berupaya memfasilitasi investasi asing dalam program hilirisasi nan ada di Indonesia. Terlebih, Bank Mandiri hendak menggelar kembali Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 pada 10-14 Februari 2025.
Eka mengatakan penanammodal asing nan bakal datang pada MIF 2025 diperkirakan mempunyai aset under management (AUM) sebesar US$18 triliun, meningkat 33% dari gelaran MIF tahun lalu. Ia mengatakan pihaknya mengupayakan meraup investasi Rp300 triliun dari gelaran MIF kali ini, sejalan dengan sasaran Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
"Tapi memang hilirisasi pastinya salah satu inisiatif pemerintah nan memerlukan banyak investasi dan tentu saja penanammodal nan kompeten, penanammodal nan bukan hanya berkeinginan gitu ya. Tapi kita juga memastikan bahwa penanammodal nan bakal masuk ke Indonesia betul-betul memberikan nilai tambah alias added value terhadap proyek-proyek hilirisasi di Indonesia," kata Eka dalam kesempatan nan sama.
Selain hilirisasi, Asmo memaparkan sektor-sektor terbesar nan menarik minat tren investasi masuk ke RI adalah transportasi, nan dia sebut salah satu sektor nan "menjanjikan." Kemudian, pergudangan, komunikasi, juga pertambangan.
Selanjutnya, ada sektor kimia dan industri farmasi. Menurut Asmo, demand dari sektor itu juga cukup tinggi, dan bisa mengundang penanammodal masuk. Terakhir, ada industri kertas dan percetakan.
Di MIF sendiri, Asmo mengatakan bakal membahas sektor energy dan housing. Itu berangkaian dengan program-program pemerintah saat ini, ialah program 3 juta rumah dan keberlanjutan transisi energi.
Sebagai informasi, MIF nan merupakan forum investasi terbesar di Indonesia nan bakal berjalan pada 10-14 Februari 2025. Mengusung tema "Nourishing Future Growth", aktivitas tahunan ini bermaksud menjadi wadah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional nan berkepanjangan dan mengakselerasi investasi.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Sambut Pelantikan Trump, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat
Next Article Dorong Hilirisasi, Kredit Manufaktur Bank Mandiri (BMRI) Tumbuh 15,66%