ARTICLE AD BOX
detikai.com
Minggu, 16 Mar 2025 07:10 WIB

Jakarta, detikai.com --
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengungkapkan ada kecenderungan meningkatnya kebencian terhadap umat Muslim alias Islamophobia di beragam bagian bumi saat ini.
Pernyataan Guterres ini disampaikan melalui pesan video menjelang Hari Internasional untuk 'Memerangi Islamofobia'.
Dia juga mendesak platform teknologi daring untuk mengambil langkah dalam membatasi ujaran kebencian dan pelecehan di internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PBB dan beragam golongan kewenangan asasi manusia di seluruh bumi mencatat ada peningkatan Islamofobia, bias terhadap Arab, serta antisemitisme sejak serangan militer Israel nan menghancurkan Gaza, menyusul serangan mematikan nan dilakukan oleh golongan militan Hamas pada 7 Oktober 2023.
"Kita sedang menyaksikan peningkatan nan mengkhawatirkan dalam kebencian terhadap Muslim. Mulai dari profiling rasial dan kebijakan diskriminatif nan melanggar kewenangan asasi manusia serta martabat, hingga kekerasan terang-terangan terhadap perseorangan dan tempat ibadah," ujar Guterres, tanpa menyebut negara alias pemerintah tertentu dilansir Reuters.
"Platform daring kudu menekan ujaran kebencian dan pelecehan. Kita semua kudu bersuara menentang kefanatikan, xenofobia, dan diskriminasi," tambahnya.
Dilansir dari Open Society Foundation, Islamofobia digambarkan sebagai tindakan permusuhan, ketakutan, dan kebencian nan tidak logis kepada kaum Muslim dan budaya Islam dengan mendiskriminasi perseorangan alias golongan di dalamnya.
Selama bertahun-tahun, para pegiat kewenangan asasi manusia telah mengungkapkan kekhawatiran mengenai stigma nan dihadapi Muslim dan masyarakat Arab, akibat pandangan keliru nan menghubungkan mereka dengan golongan militan Islamis.
Saat ini banyak aktivis pro-Palestina, termasuk di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, mengeluhkan bahwa pembelaan mereka untuk hak-hak Palestina sering kali disalah artikan sebagai support terhadap Hamas.
Dalam beberapa pekan terakhir, lembaga pemantau kewenangan asasi manusia telah merilis info nan menunjukkan rekor tertinggi kejadian kebencian dan ujaran kebencian terhadap Muslim di negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan India.
Pemerintah negara-negara tersebut menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memerangi segala corak diskriminasi.
Di medio pertengahan 2023 lalu, pelecehan terhadap kepercayaan Islam dengan membakar dan merobek Al Quran berulang kali terjadi di negara-negara Eropa, seperti Swedia, Denmark, dan Belanda. Pembakaran Al Quran terakhir terjadi di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag pada September 2023 lalu.
(rzr/mik)
[Gambas:Video CNN]