ARTICLE AD BOX
Kupang, detikai.com --
Sebaran abu vulkanik akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu (27/4) malam lampau sampai ke Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Selain abu vulkanik penduduk pun mendengar dentuman besar disertai getaran dari letusan tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Avelina Hallan mengatakan sebaran abu vulkanik akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai Kota Larantuka nan berjarak sekitar 90 kilometer dari letak gunung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya benar, dampaknya debu (vulkanik akibat letusan) sampai ke Larantuka," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Flores Timur, Avelina Hallan nan dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Senin (28/4) pagi.
Menurut Avelina sebaran debu akibat letusan gunung tersebut tidak terlalu tebal seperti di wilayah sekitar tetapi cukup mengganggu penduduk Kota Larantuka. Sejauh ini, dia mengatakan tak timbulkan kepanikan penduduk akibat sebaran abu Lewotobi Laki-laki itu.
"Sejauh ini tidak (menimbulkan kepanikan) mungkin penduduk pernah merasakan jadi penduduk tidak terlalu panik," ujarnya.
Selain sebaran debu vulkanik, penduduk juga mendengar bunyi dentuman besar nan berasal dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki nan terjadi pada Minggu (27/4) malam pukul 21.15 wita nan mengagetkan penduduk Kota Larantuka.
"Hanya penduduk kaget ketika mendengar dentuman keras dari letusan tadi malam, Iya benar, terdengar sampai di Larantuka," jelasnya.
Dijelaskan Avelina, untuk penduduk di empat titik pengungsian nan berada di Desa Konga, Lewolaga, Bokang dan Kobasoma juga tidak terganggu akibat letusan gunung tersebut. Warga dari desa terdampak sama sekali tidak diijinkan untuk kembali ke rumah mereka untuk menghindari terjadinya hal-hal nan tidak diinginkan jika gunung kembali meletus.
Avelina bilang total pengungsi baik nan berada di letak pengungsian dan pengungsi berdikari saat ini berjumlah 4.116 jiwa.
"Total pengungsi secara keseluruhan nan pengungsi berdikari maupun pengungsi terpusat itu 4.116 jiwa," ucapnya.
Dia juga menjelaskan status tanggap darurat musibah alam meletusnya Gunung Lewotobi Laki-laki sampai saat ini tetap tetap berlaku. Dan status tanggap darurat bertindak hingga 14 Agustus 2025.
Sementara itu, Yakobus Nggiri penduduk Kota Larantuka mengatakan dentuman akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki nan terjadi pada Minggu (27/4) malam disertai getaran dan dirasakan hingga Kota Larantuka.
"Selain debu, ada juga getaran nan buat kaget kita disini. Kita kaget juga ada bunyi besar dan getaran," kata Yakobus.
Menurut Yakobus penduduk tidak sampai panik, tetapi sempat kaget akibat dentuman dan getaran.
"Getaran ada, sama seperti gempa ringan," ujarnya.
Sebelumnya ketua PPGA Lewotobi Laki-laki, Heman Yosef Mboro melaporkan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT meletus pada Minggu (27/4) malam pukul 21.15 wita.
Pada letusan tersebut dengan semburan abu vulkanik mencapai 4 kilometer.
Dia menyampaikan saat terjadi letusan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut. Dan erupsi tersebut terekam di seismogram.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan lama ± 1 menit 4 detik," ujar Herman dalam laporan nan dikeluarkan pukul 21.22 Wita.
Gunung Lewotobi Laki-laki nan terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ilebura nan mempunyai tinggi 1.584 meter di atas permukaan laut saat ini berstatus siaga alias level III.
(eli/kid)
[Gambas:Video CNN]