ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Indonesian Petroleum Association (IPA) mengungkapkan beberapa pertimbangan nan kudu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia agar investasi minyak dan gas bumi (migas) masuk ke Indonesia. Faktor pertama adalah sumber daya nan dimiliki Indonesia.
Senior Manager Exploration PETRONAS Indonesia nan mewakili personil perusahaan IPA, Ruszaidi B Kahar mengatakan, Indonesia mempunyai kelebihan mengenai dengan sumber daya. Berdasarkan paparan SKK Migas, tetap ada 65 basin alias cekungan sedimen nan mempunyai potensi mengandung minyak dan gas bumi.
Ruszaidi mengatakan, dengan potensi sumber daya nan dimiliki bakal membikin Indonesia bisa menjadi negara pilihan nan menarik bagi pemain daya global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sisi country risk, Indonesia termasuk beruntung lantaran letaknya cukup strategis dengan sumber daya alam nan berlimpah," katanya dalam aktivitas Media Briefing Menuju IPA Convex 2025 dengan titel "Prospektivitas Migas Indonesia untuk Eksplorasi nan Atraktif dan Agresif", di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Ruszaidi mengatakan, selain potensi sumber daya alam, biasanya penanammodal juga bakal memandang nilai keekonomiannya. Mulai dari nilai jual sumber daya alam tersebut hingga siapa calon pembelinya.
Ia juga mengatakan, penanammodal selalu menyoroti mengenai dengan kondisi stabilitas politik di suatu negara nan bakal diinvestasikan. Ia mengatakan, para penanammodal tidak bakal mau menanamkan modal di negara nan politiknya tidak stabil.
"Politiknya tidak stabil, ada kerusuhan dan sebagainya," katanya.
Ruszaidi menambahkan, aspek lainnya ialah soal kelancaran operasional. Hal ini mencakup kemudahan dalam menjalankan aktivitas upaya di lapangan, mulai dari proses perizinan hingga penyelenggaraan aktivitas eksplorasi dan produksi. Kemudian, pemerintah Indonesia juga perlu memberikan kebijakan fiskal.
"Kami minta ada elastisitas dari pemerintah, termasuk fiskal term. Jika berasas karakter wilayah kerja nan ada, misalnya low risk, mid risk dan high risk, maka wilayah nan high risk sebaiknya diberikan fiskal term nan lebih fleksibel," ujarnya.
Ruszaidi mengatakan, jika sejumlah aspek tersebut tidak dipenuhi oleh suatu negara, maka kemungkinan besar penanammodal bakal beranjak mencari potensi dari negara lain.
Ruszaidi mengungkapkan ada beberapa perihal nan dapat meningkatkan daya tarik investasi migas di Indonesia nan menjadi pertimbangan dasar bagi penanammodal ialah kemudahan izin dan kebijakan di negara tersebut.
Para penanammodal berambisi adanya percepatan turn around time ialah waktu dari pengambilan WK eksplorasi sampai tahap pengembangan, nan mana pada prakteknya para penanammodal menghadapi tantangan dari issu-issu non-teknis seperti perizinan dan sosialisasi.
Tentunya rumor ini menjadi penghambat dalam pengembangan proyek migas, dan kudu menjadi perhatian unik bagi Pemerintah agar para penanammodal dapat focus dalam hal-hal teknis dalam upaya pemenuhan sasaran produksi nasional.
"Sekiranya, aspek ini dapat memperoleh titik pas pada negara ini, mungkin bakal dimasukkan dalam kategori sebagai negara nan berpotensi untuk diinvestasikan," katanya.
Ruszaidi juga mengungkapkan ada beberapa perihal nan dapat meningkatkan daya tarik investasi migas di Indonesia nan menjadi pertimbangan dasar bagi penanammodal ialah kemudahan izin dan kebijakan di negara tersebut.
Para penanammodal berambisi adanya percepatan turn around time ialah waktu dari pengambilan WK eksplorasi sampai tahap pengembangan, nan mana pada praktiknya para penanammodal menghadapi tantangan dari isu-isu non-teknis seperti perizinan dan sosialisasi.
Tentunya rumor ini menjadi penghambat dalam pengembangan proyek migas, dan kudu menjadi perhatian unik bagi Pemerintah agar para penanammodal dapat focus dalam hal-hal teknis dalam upaya pemenuhan sasaran produksi nasional.
Baca terus info terbaru mengenai IPA Convex 2025 didtk.id/ipaconvex2025
(rrd/rrd)