Salurkan Kur Rp184,98 T, Ini Jurus Bri Jaga Kualitas Kreditnya

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) alias BRI terus mempertegas komitmennya dalam mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Salah satu upaya strategis nan dilakukan adalah mengakselerasi penyaluran pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tetap menjaga kualitas kreditnya.

Sepanjang 2024, BRI sukses menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp184,98 triliun, menjadikannya nan tertinggi diantara perbankan nasional lainnya. Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur alias pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan akibat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya nan terjaga. Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa strategi pengelolaan KUR nan diterapkan BRI sukses menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, ialah di level 2%. Hal ini menunjukkan pengelolaan akibat nan baik dalam penyaluran angsuran kepada segmen UMKM.

"KUR itu 100% dananya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat nan belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi angsuran macet, 70% akibat dibayar oleh asuransi, dan 30% ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2%," ujar Sunarso di kanal YouTube Hermanto Tanoko nan mengambil tema "BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025".

Dalam perihal ini, Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3% pada angsuran di segmen UMKM tetap dianggap ideal, mengingat karakter segmen tersebut berbeda dengan angsuran korporasi. Dirinya menjelaskan, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin pengguna baru tanpa proses seleksi nan terlalu ketat.

Selanjutnya, pada tahap mid-end dilakukan maintain. Apabila terjadi angsuran macet, tahap back-end berperan untuk mengelola risiko, mencakup penagihan nan diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit. Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.

Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka nan menapaki 100 hari kerja. Dalam perihal ini Asta Cita ketiga ialah meningkatkan lapangan kerja nan berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam perihal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Kementerian BUMN RI pun berupaya mempercepat penerapan Asta Cita tersebut. Menteri BUMN RI Erick Thohir menjabarkan bahwa inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi nilai pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan daya berkelanjutan. Menurutnya, kerjasama lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan nan semakin kompleks.

"Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan akibat langsung nan dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (20/1/2024)


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perhatian! BRI Bagi-Bagi Dividen Interim Hingga Rp20,33 Triliun

Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun

Selengkapnya