Sahroni Dpr Minta Pengawasan Ketat Di Tengah Merebaknya Teknologi Ai

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta Industri teknologi kepintaran buatan alias Artificial Intelligence (AI) kian meluas dan merebak, terakhir nan menjadi sorotan adalah kehadiran DeepSeek.

Terkait perihal ini perkembangan AI, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni pun mempunyai pandangan tersendiri. Baginya, Indonesia kudu mempunyai sistem pengawasan ketat terhadap penggunaannya.

“Perkembangan industri AI ini lagi ngebut-ngebutnya. Negara-negara besar sedang berlomba-lomba. Satu sisi Amerika punya Nvidia nan memproduksi chip untuk AI, ada juga ChatGPT, sementara China tidak mau kalah dengan merilis AI mereka sendiri, ialah DeepSeek nan punya model open source. Nah Indonesia kudu bisa menyikapi perkembangan ini dengan adaptif,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).

Menurut Politikus NasDem ini, penegak norma kudu pikirkan apa saja potensi kejahatan dari beragam platform ini, dan kita kudu bisa merumuskan patokan spesifik nan mengatur AI, maksimalkan, serta mengawasi penggunaannya.

“Karena saya lihat AI ini potensinya besar, namun kesempatan disalahgunakan untuk hal-hal jelek juga besar,” jelas Sahroni.

Dia menuturkan, ada tiga perihal nan menjadi fokus. Menurut Sahroni AI bisa menjadi teknologi nan sangat membantu sekaligus bisa menyusahkan masyarakat.

“Sudah saatnya negara mulai mempertimbangkan untuk merumuskan UU spesifik nan mengatur dan mendukung penggunaan AI. Karena di satu sisi, AI ini sebenarnya bisa membikin aktivitas kenegaraan menjadi jauh lebih efektif. Bayangkan abdi negara penegak norma kita dilengkapi dengan teknologi AI, pastinya bisa bekerja lebih maksimal,” ungkap dia.

“Namun di sisi lainnya, jika tidak diawasi, AI juga bisa berbahaya. Seperti beberapa waktu lampau ada nan memakai deepfake Pak Prabowo untuk tipu masyarakat sampai puluhan juta,” sambung Sahroni.

Selengkapnya