ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penerapan tarif jual beli oleh Presiden AS, Donald Trump untuk impor mobil.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (27/3/2025) ditutup pada posisi Rp16.590/US$, rupiah alias menguat 0,12%. Apresiasi pada rupiah hari ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (26/3/2025) nan menguat 0,09%.
Sedangkan secara mingguan, tampak rupiah mengalami depresiasi sebesar 0,36%.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:56 WIB turun tipis 0,08% di nomor 104,46 Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin nan berada di nomor 104,55.
Ketidakpastian kembali mencuat ke publik usai Trump mengumumkan penerapan tarif sebesar 25% untuk impor mobil nan tidak diproduksi di AS.
Kebijakan ini diperkirakan bakal makin memperburuk ketegangan dengan mitra jual beli utama AS, terutama menjelang pengenaan tarif tambahan nan dijadwalkan pekan depan, di samping meningkatkan nilai mobil.
"Apa nan bakal kami lakukan adalah mengenakan tarif 25% untuk semua mobil nan tidak dibuat di Amerika Serikat. Jika mereka dibuat di Amerika Serikat, maka tidak bakal dikenakan tarif sama sekali," ujar Trump dalam konvensi pers di Gedung Putih, dilansir dari AFP.
Langkah ini bakal mulai bertindak pada 2 April dan berakibat pada mobil serta truk ringan nan diproduksi di luar negeri.
Kendati demikian, Menteri Koordinator bagian Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan upaya pemerintah untuk mengantisipasi nilai mata duit rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu nan didorong adalah keahlian perdagangan luar negeri, ialah ekspor.
"Tentu ekspor kudu terus jalan, kemudian deregulasi (sesuai) pengarahan bapak presiden, dan perizinan dipermudah sehingga impor - ekspor lebih lancar," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/3/2025).
Airlangga menjelaskan pasar kurs asing memang biasa berfluktuatif. Namun, menurutnya, esensial ekonomi indonesia cukup kuat baik jangka menengah hingga panjang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Babak Belur Jatuh ke Level Terendah Sejak 1998, Kenapa?
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900