Resmi Mundur Dari Kepala Komunikasi Kepresidenan, Ini Perjalanan Karir Hasan Nasbi

Lahir di Bukittinggi pada 11 Oktober 1979, Hasan sempat terjun di bumi jurnalistik, riset, dan aktivisme. 

Perjalanan pekerjaan Hasan dimulai dari bumi media. Ia sempat menjadi wartawan di Harian Kompas pada 2005 hingga 2006, sebelum terjun ke bagian riset sebagai peneliti di Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) hingga 2008. 

Berbekal pengalaman tersebut, Hasan mendirikan Cyrus Network, sebuah lembaga survei nan namanya melejit lewat partisipasi aktif dalam sejumlah pemilihan umum, termasuk Pilpres 2024. Cyrus Network dikenal luas lantaran kerap dipercaya dalam rekapitulasi dan kalkulasi sigap (quick count). 

Hasan menempuh pendidikan menengah di SMAN 2 Bukittinggi dan melanjutkan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (FISIP UI), di mana dia meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada 2004.

Tak hanya aktif di kelas, Hasan dikenal sebagai mahasiswa nan vokal dan aktif berorganisasi. Ia menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UI pada tahun 2000. Dari sinilah, bibit ketertarikannya pada politik nasional mulai tumbuh.

Kecintaannya pada bumi pemikiran juga terlihat dari kiprahnya sebagai salah satu pendiri Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tan Malaka pada 2002. Ia apalagi menjadi sekretaris dari Dr. Harry Albert Poeze, peneliti Tan Malaka asal Belanda.

Pada 2004, Hasan juga aktif sebagai redaktur Buletin Madilog, media pembelajaran masyarakat nan beredar di lingkungan kampus UI. Ia menulis kitab "Filosofi Negara Menurut Tan Malaka" (2004) dan turut menyumbang tulisan dalam kitab "Mewarisi Gagasan Tan Malaka" (2006).

Hasan dipercaya menjadi Koordinator Tim Relawan Joko Widodo–Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI Jakarta 2012. Sejak saat itu, hubungannya dengan Jokowi pun terjalin erat.