Ramai Warganet Curhat Telat Haid Saat Ramadan, Begini Tanda Siklus Haid Tak Normal

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Dokter kandungan menanggapi ramainya keluhan warganet di media sosial X nan mengaku telat menstruasi selama bulan Ramadan. Spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menuturkan bahwa perubahan pola makan dan rehat selama bulan puasa memang dapat mempengaruhi siklus haid.

Pola makan nan berubah lebih sedikit secara tiba-tiba dapat mempengaruhi metabolisme dan hormon-hormon nan berangkaian dengan siklus menstruasi. Pun sebaliknya, kondisi ini juga bisa dapat dialami oleh orang-orang nan suka 'balas dendam' saat buka puasa, sehingga condong makan berlebihan.

"Jadi tidak hanya defisit kalori, kadang-kadang kita bulan puasa malah balas dendam bukanya. Jadi kalorinya bertambah, penumpukan lemak banyak, ini juga bisa mempengaruhi pola haid," ujar dr Fadli ketika dihubungi detikaicom, Jumat (14/3/2025).

Ia menuturkan perubahan siklus menstruasi selama bulan puasa adalah perihal nan normal. Perubahan siklus menstruasi nan terjadi umumnya juga tidak berkarakter signifikan.

Selama tidak ada tanda-tanda abnormal dalam siklus haid, maka masyarakat tidak perlu cemas berlebih. Ciri siklus menstruasi nan normal meliputi menstruasi 28 hari sekali dengan plus minus 7 hari, lama menstruasi 3-10 hari, rasa nyeri tidak sampai mengganggu aktivitas alias sampai minum obat, dan volume darah juga tidak berlebihan.

Jika ditemukan ada tanda nan tidak normal, maka sebaiknya pemeriksaan perlu dilakukan. Ini untuk memandang lebih dalam apa nan menjadi pemicu dari masalah tersebut.

"Tanda nan sudah tidak normal jika perdarahannya banyak banget, tukar pembalut sampai kepalanya kliyengan alias pusing. Jadi itu kudu diperiksa apalagi nggak dapat-dapat haidnya, contoh nggak ada haidnya selama 3 bulan gitu ya, itu kudu dilakukan pemeriksaan kita mau lihat kenapa," jelas dr Fadli. .

"Tapi kembali lagi berpuasa memang ini banyak terjadi nan bagus-bagus untuk kita dan semestinya dia tidak bakal mempengaruhi pola menstruasi nan sedemikian rupa. Selama di bulan Ramadan semoga tubuh kita jadi restart, alias keformat balik," tandasnya.

Sebelumnya memang ramai warganet di media sosial X membahas soal menstruasi nan terlambat selama bulan puasa. Mereka menduga ini berangkaian dengan perubahan pola makan nan berubah selama puasa.

"Kalian ngerasa ga kalo bulan ramadan mens jd telat tapi udah ngerasain nyeri pinggang perut dan semua rasa sakit mens tapi ga ada darah nan keluar," ucap salah satu netizen.

"Ini ada hubungannya sama perubahan waktu makan ga sih?" timpal netizen lain.


(avk/kna)

Selengkapnya