Rakyat Menderita, Raja Terkaya Ri Rela Bagi-bagi Uang Rp 20 Miliar

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Kemiskinan nan terus meluas menjadi argumen salah satu raja 'terkaya' di RI membagikan duit Rp 20 miliar secara cuma-cuma.

Raja itu adalah Sultan Hamengkubuwana IX. Ia sempat membagi-bagikan duit kepada rakyat selama 4 bulan, karena dia memandang tetap ada masyarakat nan terjerat kemiskinan dan kesengsaraan.

Kisah itu terjadi pada 1947 di Yogyakarta ketika Belanda mau menjajah kembali Indonesia, alias periode Agresi Militer. Kala itu, pertempuran membikin banyak rakyat menderita. Mereka tambah miskin dan tak jarang kudu kehilangan tempat tinggal.

Para pegawai negeri juga bernasib sama. Sejak kehadiran Belanda, praktis mereka tak bisa bekerja dan mendapat gaji, sehingga family di rumah tak bisa makan. Dalam keadaan demikian, rakyat berada di antara dua pilihan: tetap setia ke Indonesia meski menderita alias membelot ke Belanda dan dapat hidup berkecukupan.

Kondisi demikian lantas membikin Sri Sultan tergerak memberikan bantuan. Apalagi, dia pernah mendorong semua orang agar memberikan support pada masa sulit.

Alhasil, Sultan Hamengkubuwana IX bergegas membuka peti kekayaan keraton dan membagi-bagikannya kepada rakyat nan memerlukan. Uang gulden Belanda disebar ke rakyat di luar keraton dan dibantu oleh sekretaris pribadi dan para pejabat lain.

Dalam wawancara kepada penulis Takhta untuk Rakyat: Celah-Celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX (1982), dia mengaku tak mengetahui berapa banyak duit nan dibagikan.

"Ah gak mungkin ingat. Ngambilnya saja sembari begini (sambil menirukan aktivitas orang nan mengambil peralatan dengan dua telapak tangan, seperti menyendok pasir dengan tangan)," tutur Sri Sultan.

Sultan membagi-bagikan duit tak hanya ke perseorangan, tapi juga lembaga. Tentara dan unit Palang Merah Indonesia (PMI) mendapat biaya hibah dari kas pribadi Sultan nan semuanya digunakan untuk mengusir tentara Belanda.

Kendati Raja Jawa itu tak mengetahui nominal pembagian uang, Wakil Presiden Mohammad Hatta rupanya ingat jumlah pastinya, ialah sekitar 5 juta gulden. Nominal 5 juta gulden sekitar Rp20-an miliar pada masa sekarang. Ketika Sri Sultan membagi-bagikan uang, Hatta sempat bertanya apakah negara perlu mengganti seluruh kekayaan Sultan.

Namun, Sri Sultan tak menjawab dan menunjukkan sikap keikhlasan membantu sesama. Tercatat, dia menebar duit setiap hari ke masyarakat Yogyakarta dan para pegawai di Kesultanan selama 3-4 bulan.

"Mungkin 3-4 bulan. Pada waktu pendudukan oleh Belanda atas Yogya nyaris berakhir. Soal tujuan utamanya, ya keduanya. Agar rakyat tidak mendukung Belanda dan saya lihat banyak orang kita nan perlu dibantu untuk menyambung hidup, termasuk family pemimpin-pemimpin kita," tutur Sultan.

Bagi penguasa Yogyakarta tersebut, duit lima juta gulden hanya sedikit dari hartanya. Sejarah mencatat, dia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia nan memperoleh kekayaan dari warisan dan sistem feodalisme kerajaan. Sebelumnya, dia pernah menyumbang 6,5 juta gulden kepada pemerintah sebagai modal awal pembentukan Indonesia. Nominal 6,5 juta gulden setara Rp32 miliar pada masa sekarang.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Perbankan Hadapi "Ancaman" Risiko Nilai Tukar di 2025

Selengkapnya