ARTICLE AD BOX
detikai.com
Rabu, 30 Apr 2025 11:14 WIB
Jakarta, detikai.com --
Perdana Menteri Kanada Mark Carney menjadi sorotan usai Partai Liberal pimpinannya memenangkan pemilihan umum pada Senin (28/4) waktu setempat.
Ucapan selamat dari para pemimpin bumi juga mulai berdatangan terhadap Carney, termasuk dari Presiden China Xi Jinping hingga Perdana Menteri India Narendra Modi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Carney menjadi sorotan saat menyampaikan pidato kemenangannya di depan para pendukung pada Senin (28/4) lantaran menyindir Presiden Amerika Serikat Donald Trump nan dianggap telah mengingkari Kanada dan membikin relasi lama Ottawa-Washington berakhir.
Dia juga menuai perhatian saat pidato nan menyebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengingkari Kanada.
Terlepas dari itu siapa Mark Carney?
Mark Carney merupakan ahli ekonomi dan mantan bankir. Ia lahir pada 16 Maret 1965 di Fort Smith, Wilayah Barat Laut Kanada. Dia tumbuh-besar di Edmonton, provinsi barat Alberta.
Dia sempat mengenyam pendidikan ekonomi dari Universitas Harvard pada 1988. Carney juga punya gelar master dan ahli ekonomi dari Universitas Oxford.
Carney memulai pekerjaan sejak muda di bagian keuangan. Ia menjadi mantan pelaksana Goldman Sachs, dan bekerja selama 13 tahun di New York, London, Tokyo, dan Toronto.
Pada 2008 hingga 2013, dia dipercaya mengepalai Bank Kanada. Selama periode tersebut, dia sukses melewati krisis finansial nan melanda dunia.
Carney menjadi orang non-Inggris pertama nan mengepalai bank tersebut lantaran membantu Kanada mengatasi akibat terburuk krisis finansial pada 2008.
Kemudian pada 2013, dia memimpin Bank Inggris. Tujuh tahun kemudian, ahli ekonomi itu menjabat sebagai Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Aksi Iklim dan Keuangan.
Baru-baru ini, Carney menjabat sebagai ketua Brookfield Asset Management. Di sana, dia memimpin "investasi transisi" perusahaan untuk mempromosikan investasi nan sejalan dengan tujuan suasana global.
Tak seperti kebanyakan mantan PM lain, Carney tak pernah memangku kedudukan politik. Namun, penguasaan dia atas bagian ekonomi diharapkan bisa membantu Kanada melewati krisis.
Dia juga menghadapi tantangan karena Trump menjatuhkan tarif impor tinggi ke Kanada dan menyatakan mau membikin wilayah ini berasosiasi dengan AS.
(isa/rds/bac)