ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Dipecat dari kerjaan tak membikin tenaga kerja ini patah semangat. Ia malah bisa bangkit dan menghasilkan kekayaan Rp 494 miliar.
Ia adalah Alfred Carl Fuller. Ia tercatat sebagai salah satu pengusaha tersukses di Amerika Serikat (AS) dari jualan sikat dan berada Rp494 miliar.
Balas Dendam Dipecat Atasan
Jauh sebelum berdagang sikat, hidup Alfred Carl Fuller berada dalam jeratan kemiskinan. Akibat kemiskinan pula, laki-laki asal Kanada ini tak bisa berguru dan diminta orang tua untuk bekerja sebagai petani.
Profesi ini dilakukannya sampai usia 18 tahun sebelum akhirnya merantau ke Boston, AS, pada 1903. Di Boston, dia mencoba bekerja untuk mengejar "American Dream" ialah mimpi banyak orang untuk sukses di tanah Amerika.
Sayang, bekerja di negara orang tak semulus di bayangannya. Selama tiga kali bekerja dia dipecat lantaran dianggap tak becus oleh bosnya.
Pertama, saat bekerja sebagai kondektur kereta, dia dipecat lantaran nekad menjadi masinis dan membikin kereta tergelincir. Kedua, saat menjadi pengurus kuda, dia juga dipecat lantaran membikin semua kuda meninggal dan ketiga, saat berprofesi sebagai kurir, dia berhujung dipecat usai menghilangkan paket.
Seperti diceritakan New York Times, tiga kejadian ini membikin dirinya punya reputasi jelek di mata pemberi kerja, ialah sebagai sosok nan tak becus bekerja. Untungnya, tetap ada perusahaan nan mau menerimanya, ialah perusahaan sikat Somerville Brush and Mop Company.
Kali ini dia ditugaskan sebagai sales. Tak disangka, menjadi sales rupanya sangat disukai Fuller. Dia rupanya menyukai pekerjaan nan berjumpa orang banyak.
Dalam waktu singkat, laki-laki kelahiran 13 Januari 1885 selalu mencapai target. Dia pun diberi bonus. Dari pemberian bingkisan ini dia kemudian resign dan mendirikan perusahaan sikat sendiri.
Dalam autobiografi berjudul A Foot in the Door: The Life Appraisal of the Original Fuller Brush Man (1960), dia bercerita rasa semangat berbisnis didasari oleh kegagalan di masa lampau saat dipecat atasan. Dia menjadikan pemecatan sebagai motivasi dan arena pembuktian bahwa dia bisa lebih baik dari atasannya dulu.
Alhasil, pada 1906, Fuller mendirikan perusahaan sikat nan dinamai dari nama belakangnya, ialah Fuller Brush Company. Dia memulai upaya dari basement dan menjual sikat dari pintu ke pintu.
Singkat cerita, pada tahap awal penjualan, Fuller untung US$ 1 juta. Dia pun kemudian melakukan ekspansi bisnis.
Tak lagi beraksi di basement, dia pun mulai menyewa penyimpanan dan memperkerjakan pegawai. Pada tahun 1910, dia punya 6 pegawai dan 25 sales, dengan kontribusi pada penjualan 7,5 juta sikat kepada ribuan rumah tangga.
New York Times mencatat penjualan sikat terus meningkat setiap tahunnya. Pada 1920 hanya terjual US$ 5 juta.
Lalu empat tahun kemudian menjadi US$ 12 juta. Fuller pun mengambil untung bersih sebesar US$208 ribu.
Laba bersih nan masuk ke kantung pribadinya pun makin bertambah dalam kurun 10 tahun. Dia pernah menerima untung US$30 juta pada 1940-an alias setara Rp494 miliar pada masa kini.
Besarnya nominal tersebut membuatnya dinobatkan sebagai salah satu pengusaha tersukses dan orang terkaya di Negeri Paman Sam.
Saat ditanya ihwal rahasia sukses cuan ratusan miliar rupiah dia menjawab kuncinya terletak pada penemuan dan selalu mendengar kemauan pelanggan. "Saya mempelajari kebutuhan ibu rumah tangga dan kami membikin sikat untuk setiap kebutuhan itu," ungkap Fuller.
Atas argumen ini, dia memproduksi banyak jenis sikat. Semuanya laris-manis dipakai jutaan masyarakat AS dan Kanada.
Kiprah Alfred Fuller sendiri berhujung pada 1973. Dia wafat pada usia 88 tahun. Sepeninggalnya, upaya sikat dikendalikan oleh anak-anaknya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Aturan DHE Bakal Direvisi, Eksportir Minta Prabowo Pertimbangkan Ini
Next Article Ikut Anjuran Nabi, Pria AS Ini Kantongi Harta Rp 117 T