ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kian gencar membidik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk segera mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta membidik IPO untuk salah satu BUMD di sektor perbankan, ialah Bank DKI.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, Pemprov juga menargetkan PAM Jaya untuk IPO di pasar saham. Ia mengatakan, perusahaan penyedia air bersih tersebut mempunyai pangsa pasar nan besar di Jakarta.
"Salah satu nan kami inginkan untuk bisa di go public-kan sebenarnya PAM Jaya. PAM Jaya itu kurang lebih market-nya 2,5 juta, sekarang sudah bisa memenuhi 70% air bersih di Jakarta," ungkap Pramono dalam Rapat Kerja berbareng Komisi II DPR RI, dikutip dari YouTube Komisi II DPR RI, Rabu (30/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pramono menjelaskan, pangsa pasar PAM Jaya bisa menyentuh 100% di Jakarta jika dilakukan perbaikan tata kelola. Dengan begitu, pangsa pasar Perseroda tersebut bisa mencapai 3 juta pelanggan.
"Menurut saya jika di-IPO-kan menjadi sesuatu nan luar biasa dan gede banget," jelasnya.
Pramono menjelaskan, ada sekitar 2 hingga 3 BUMD nan ditargetkan IPO sepanjang masa kepemimpinannya di Jakarta. Sementara untuk Bank DKI, dia mengatakan bakal ada rebranding kala ibu kota negara dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara.
"Dalam kurun waktu kepemimpinan kami bakal ada 2 alias 3 BUMD nan bakal kami IPO-kan, termasuk adalah Bank Jakarta, Bank DKI," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan meski belum ada pengajuan IPO dari Bank DKI untuk IPO di pasar saham, dia turut mendukung rencana tersebut. Bahkan, OJK juga hendak mempercepat proses tersebut.
"Belum ada perkembangan tapi memang Pak Gubernur (Pramono Anung) menyampaikan rencana dan kemauan beliau untuk dapat merealisasikan itu. Dan kami mendukung perihal itu bisa dilaksanakan," kata Mahendra kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Saat ini, Mahendra mengatakan Bank DKI tetap terus memperkuat sistem jasa perbankan digitalnya menyusul keluhan sejumlah pengguna beberapa waktu lampau mengenai gangguan transaksi. Ia juga mengakui, sejumlah keluhan tersebut turut menyorot perhatian pihaknya.
"Itu terus diperkuat dalam kaitan beberapa waktu lalu. Dan tentu itu menjadi perhatian kita semua terlepas dari persoalan IPO," jelasnya.
(kil/kil)