ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Kamis, 20 Februari 2025 - 17:59 WIB
Jakarta, detikai.com - Langkah Presiden Prabowo Subianto nan mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro jadi sorotan. Prabowo dinilai mau beri bukti tak main-main.
Pakar politik nan juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menganalisa langkah Prabowo itu lantaran RI-1 tak main-main untuk sektor pendidikan.
“Ini nan sepertinya sebagai corak pembuktian bahwa Prabowo itu tidak pernah main-main dengan keinginannya untuk mewujudkan gimana program-program untuk kepentingan masyarakat, termasuk nan mengenai dengan pendidikan,” kata Adi, dalam wawancara dikutip pada Kamis, 20 Februari 2025.
Adi menilai pergantian menteri juga lantaran respon dan kemauan publik setelah Prabowo sudah menjalani 100 hari keahlian pemerintahan. Ia menyebut menteri nan keahlian tak perform dan kontroversial bisa terkena reshuffle.
“Maka tidak ada cerita. Kalau ada menteri-menteri nan kinerjanya tidak perform, kemudian kontroversial dan merugikan masyarakat secara umum. Tidak ada cerita," ujarnya.
Satryo Soemantri Brodjonegoro
Photo :
- detikai.com.co.id/M Ali Wafa
Baca Juga: Satryo Soemantri Brodjonegoro: Saya Lebih Baik Mundur Daripada Diberhentikan
Pun, dia menambahkan momen reshuffle Mendikti Saintek kali ini juga semacam ultimatum politik kepada menteri lainnya agar bekerja dengan baik.
“Kalau ke depan kinerjanya tidak oke, kinerjanya selalu merugikan, bukan tidak mungkin mereka ini tinggal menghitung waktu juga," kata Adi.
Sementara, ahli bicara Kantor Komunikasi Presiden Ujang Komaruddin menjelaskan pemotongan anggaran pendidikan dan danasiwa bagi mahasiswa untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) itu tidak betul adanya.
Ujang menegaskan tak ada efisiensi alias dikurangi dalam beasiswa. "Kita tahu bahwa beasiswa, bagi mahasiswa UKT itu tidak ada nan diefesiensikan. Tidak ada nan dikurangi, semuanya sesuai dengan ketentuan nan sudah ada," jelas Ujang.
Menurut Ujang, pernyataan nan sempat disampaikan Satryo Soemantri di DPR menimbulkan salah penafsiran. Penyataan itu menimbulkan kekhawatiran banyak kalangan terutama mahasiswa.
"Tidak sama sekali pemotongan itu. Jadi sekali lagi kami perlu jelaskan kepada teman-teman mahasiswa, itu tidak ada pemotongan. Ini kan rawan penafsiran seperti itu," tutur Ujang.
"Kami dari pemerintah mau memastikan bahwa sejatinya danasiwa mengenai dengan UKT itu sama sekali tidak naik. Dan, itu sudah dijelaskan oleh Ibu Menkeu ketika di DPR," ujar Ujang.
Halaman Selanjutnya
“Kalau ke depan kinerjanya tidak oke, kinerjanya selalu merugikan, bukan tidak mungkin mereka ini tinggal menghitung waktu juga," kata Adi.