Ppatk: Rekening Masyarakat Bawah Termasuk Petani Dipakai Untuk Judol

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan pengepul banyak menggunakan rekening masyarakat kelas bawah termasuk petani untuk kepentingan judi online (judol). Adapun masyarakat kelas bawah dimaksud dipaksa untuk membuka rekening.

"Yang kita lihat ini, kartu-kartu (tanda penduduk/KTP) itu kami temukan banyak kartu nan dibeli dari para saudara-saudara kita petani, saudara-saudara kita di pedesaan nan dipaksa untuk membuka rekening, lenyap itu rekeningnya dipakai oleh pengepul buat setoran judi," ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dikutip Senin (5/5).

Pernyataan ini disampaikan Ivan saat berjumpa dengan pejabat Mabes Polri Jumat pekan lalu. Ivan juga mengaku prihatin lantaran uang-uang nan semestinya dimanfaatkan untuk menyekolahkan anak dan pelbagai kebutuhan baik lainnya, justru dipertaruhkan untuk judi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Uang-uang ini kami temukan sendiri. Harusnya ini adalah duit sekolah nan dibayarkan buat sekolah. Harusnya ini adalah duit nan dihasilkan oleh kedua orang tua nan dipakai buat pendidikan anak-anaknya," ucap Ivan.

Dia menyatakan PPATK tidak memandang persoalan gambling online dengan sederhana. Banyak masalah nan timbul akibat itu sehingga diperlukan kerjasama untuk mencegah dan memberantasnya. Termasuk dengan abdi negara penegak norma dalam perihal ini Polri.

"Di sini ada bentrok rumah tangga, ada rumah tangga nan bubar, ada pembunuhan, ada narkotika, ada pencurian. Di kembali rupiah ini, ada duit nan kudu dibayarkan untuk sekolah, duit nan kudu dibayarkan buat makan bergizi dan segala macam. Kami menemukan anak dijual oleh bapaknya. Kami menemukan istri dipukuli gara-gara tidak ngasih suami (bermain) gambling online dan segala macam," ungkap Ivan.

"Jadi, jika melihatnya secara sederhana bahwa ini mengenai gambling online, ya berakhir sampai di situ. Akan tetapi, ini adalah menyelamatkan masa depan bangsa. Dampak sosial dari uang-uang ini itu luar biasa," pungkasnya.

Dilansir dari laman resminya, PPATK telah membekukan lebih dari 5.000 rekening nan terafiliasi dengan aktivitas gambling online dengan nilai transaksi mencapai Rp600 miliar.

Ivan menyatakan upaya tersebut merupakan bagian dari misi besar penegakan norma untuk melindungi masyarakat dari akibat sosial nan ditimbulkan oleh gambling online.

"Proses penegakan norma nan telah dan bakal dilakukan ini bermaksud untuk menyelamatkan masyarakat dari jeratan pinjaman online (pinjol), narkotika, penipuan, prostitusi, hingga kehancuran rumah tangga akibat ketergantungan pada gambling online," kata Ivan.

Dia menambahkan aktivitas pidana lain kerap menjadi akibat lanjutan dari kecanduan gambling online, di mana pelaku berupaya memenuhi kebutuhan bakal aktivitas terlarangan tersebut.

"Di kembali upaya memerangi gambling online, faktanya adalah Polri dan lembaga mengenai sedang menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia," imbuhnya.

Ivan menambahkan PPATK bakal terus mendorong kerja sama erat antarlembaga keuangan, abdi negara penegak hukum, kementerian/lembaga, dan masyarakat sipil dalam menciptakan ekosistem nasional nan bersih dari pencucian duit dan pertaruhan ilegal.

Gerakan Nasional Anti-Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (Gernas APU/PPT) diyakini menjadi salah satu instrumen strategis nan efektif untuk menutup ruang mobilitas para pelaku kejahatan finansial dan memperkuat integritas sistem finansial nasional.

(ryn/dal)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya