ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Kamis, 16 Januari 2025 - 20:06 WIB
Jakarta, VIVA - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyambut hangat berita gencatan senjata Israel-Hamas nan bakal resmi bertindak mulai 19 Januari 2025. Menurut Jazuli langkah itu sebagai upaya penghentian permanen agresi Israel di seluruh wilayah Palestina.
Menurutnya, sudah terlalu banyak korban jiwa penduduk sipil orang tua, wanita dan anak-anak nan terbunuh oleh mesin perang kolonialis Israel.
Menurut Anggota Komisi I DPR ini, gencatan senjata nan diserukan oleh PBB dan beragam negara di bumi ini kudu diletakkan dalam kerangka penghentian permanen kolonialisme Israel di seluruh wilayah Palestina. Agar bagian kekejaman dan kebiadaban Israel betul-betul bisa diakhiri.
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, bahwa lebih dari 6 persen dari seluruh populasi Gaza tewas alias terluka seiring dengan nyaris setahun kampanye sadis militer Israel di wilayah Palestina tersebut.
"Sikap Indonesia sangat jelas sejak awal mendesak Israel menghentikan segala corak agresi dan kolonialisme atas wilayah Palestina. Sebaliknya Indonesia mendukung penuh kemerdekaan rakyat Palestina. Inilah perjuangan kita nan merupakan petunjuk konstitusi, petunjuk konvensi Asia-Afrika di Bandung sekaligus utang sejarah bangsa Indonesia," kata Jazuli kepada wartawan, Kamis, 16 Januari 2025.
Karena itu, lanjut Anggota DPR Dapil Banten, diplomasi Indonesia tak berakhir pada gencatan senjata antara Israel dan Hamas, tapi gimana Palestina merdeka sebagai negara berdaulat dan Israel menghentikan penjajahannya.
"Apa nan terjadi di Gaza Palestina sejatinya bukan bentrok alias perang antara dua negara tapi corak kolonialisme di era modern. Rakyat Palestina dan para pejuangnya hanya mempertahankan wilayahnya dari kolonialisme nan selama puluhan tahun direnggut paksa," kata Jazuli.
Wakil Presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia ini meminta kepada PBB agar betul-betul mengawal gencatan senjata ini dengan tegas lantaran Israel acapkali melanggar perjanjian dan mengingkari beragam resolusi damai. Tujuannya agar perdamaian permanen dapat terwujud di tanah Palestina dan rakyat Palestina dapat memperoleh hak-hak hidupnya di wilayahnya nan sah.
VIVA Militer: Serangan roket pasukan Hamas Palestina ke wilayah Israel
Melalui gencatan senjata ini, kata Jazuli, semua berambisi support kemanusiaan untuk rakyat Gaza dapat masuk dengan akses nan terbuka seluas-luasnya. “Kami juga berambisi segera dapat dimulai proses rekonstruksi dan rehabilitasi kehidupan di Gaza Palestina.
Pemerintah Indonesia, tambah Jazuli Juwaini, juga bisa mengambil peran nan lebih kuat untuk menggalang dan mengoordinasikan support kemanusiaan dari dalam negeri nan animonya luar biasa. Pemerintah sebagaimana pernyataan Presiden Prabowo juga siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian jika diminta oleh PBB.
"Kita berambisi PBB dan instrumen penjaga perdamaian nan dimilikinya betul-betul bisa mewujudkan perdamaian di Gaza dan mengawal proses rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza dengan sebaik-baiknya," imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
"Apa nan terjadi di Gaza Palestina sejatinya bukan bentrok alias perang antara dua negara tapi corak kolonialisme di era modern. Rakyat Palestina dan para pejuangnya hanya mempertahankan wilayahnya dari kolonialisme nan selama puluhan tahun direnggut paksa," kata Jazuli.