Perang Saudara Amerika Serikat, 1,5 Juta Jiwa Tewas

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Amerika Serikat punya sejarah kelam mengenai pertumpahan darah. Pada abad ke-18, negara nan sekarang berstatus "superpower" ini pernah dilanda perang kerabat hingga menyebabkan jutaan nyawa melayang.

Perang Saudara itu telah dilaporkan menyebabkan sekitar 1,5 juta orang meninggal, demikian laporan American Battlefield Trust. Namun, beberapa sumber menyebut jumlah korban tewas hanya mencapai 850.000 jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mereka korban adalah personel militer nan lenyap lantaran kematian, luka, cedera, sakit, penahanan, penangkapan alias lantaran lenyap dalam pertempuran.

Perang Saudara di Amerika terjadi pada 1861-1865 antara Negara Bagian Utara (Union) dan Negara Bagian Selatan (Konfederasi). Selama periode ini, pertempuran terjadi beberapa kali.

Perang itu muncul lantaran Negara Bagian Utara mau menghapuskan perbudakan nan meluas di wilayah barat.

Namun, catatan pemerintah punya jenis lain. Mereka merilis laporan pada 12 April 1861, pasukan Konfederasi menembaki Benteng Sumter di Pelabuhan Charleston, Carolina Selatan. Kurang dari 34 jam kemudian, pasukan Union menyerah.

Secara tradisional, peristiwa ini digunakan untuk menandai dimulainya Perang Saudara. Namun, di Senat, jatuhnya Sumter merupakan peristiwa terakhir dalam serangkaian peristiwa nan berpuncak pada perang, demikian dikutip situs senat AS..

Pertempuran pertama terjadi pada Juli 1861 dan dimenangkan Konfederasi. Saat itu, korban tewas mencapai ratusan dan ribuan orang hilang.

Menurut laporan korban di pihak Union sekitar 2.680 dan di Konfederasi mencapai 2.000 jiwa.

Dari jumlah itu 480 orang di pihak Union tewas, 1.000 orang terluka, dan 1.200 hilang. Sementara itu, korban di Konfederasi tercatat 390 tewas, 1.600 luka-luka, dan puluhan orang hilang, demikian dikutip Historynet.

Pertempuran terjadi beberapa kali. Salah satu nan paling krusial adalah Pertempuran Antietam di Maryland pada September 1862.

Pertempuran tersebut dimulai saat fajar ketika pasukan Union nan dipimpin Jenderal George McClellan menyerang pasukan Konfederasi ketua Robert E Lee. Perang terjadi hingga mentari terbenam.

Menurut laporan Battlefield Tours of Virginia, korban dalam pertempuran ini mencapai lebih dari 23.000. Lebih rinci, sekitar 4.000 orang tewas dan lebih dari 18.000 mengalami luka-luka.

"Itu adalah momen kritis dalam Perang Saudara dan meninggalkan warisan nan abadi," demikian dalam laporan tersebut.

Bagi kedua pihak pertempuran tersebut juga punya akibat signifikan.

Bagi Konfederasi, kemenangan berpotensi menghasilkan pengakuan dan support asing. Sementara itu, bagi Union keberhasilan tersebut bisa mengubah gelombang perang nan menguntungkan mereka.

Meski jadi momen kritis, tetapi hari-hari setelah itu pertempuran tetap terjadi.

Pada 1863, perang terjadi di Gettysburg, Pennsylvania alias dikenal Pertempuran Gettysburg. Beberapa laporan menyebut pertempuran ini juga jadi salah satu nan paling berdarah.

Sejumlah laporan menyebut korban tewas dan lenyap dalam pertempuran itu mencapai 46.286 jiwa.

Lalu pertempuran juga terjadi di tepi Sungai Missisipi, di Fredericksburg pada Desember 1862, dan Chancellorsville pada Mei 1863, serta beberapa pertempuran lain.

Pertempuran berhujung pada April 1865 saat Jenderal Lee menyerah ke lawan. Kemudian pada Agustus 1866, perang dinyatakan berhujung secara hukum.

Setelah perang berakhir, terjadi pembebasan budak dari negara Konfederasi dan penghapusan perbudakan dengan mengesahkan amandemen ke-13.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya