Pengusaha Kakap Di Ri Dalam Mode Waspada, Ada Apa?

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Para pengusaha swasta mengungkapkan gimana strategi mereka dalam menghadapi situasi ekonomi domestik dan dunia nan penuh tantangan. Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid mengatakan semua sektor swasta pastinya sedang dalam mode "waspada".

Ia mengatakan sektor swasta juga dengan sigap menjadi garang dan progresif dalam situasi ini, nan dinilai sebagai momentum. Arsjad mencontohkan kebijakan proteksionisme Trump terhadap negara-negara rivalnya bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat rantai pasok regional.

Menurut Arsjad, sektor swasta kudu lincah dalam memandang kesempatan di tengah kondisi ekonomi nan penuh tantangan. Ia mengatakan para pemain sektor swasta pun tengah berhati-hati namun tetap optimis.

"In my opinion dan jika saya dengerin teman-teman [sektor swasta], sebenarnya memandang situasinya semua ingredients ada, itu optimis bahwa ada kewaspadaan dengan situasi," katanya selepas pertemuan dengan AIIB di The Langham, Jakarta, Selasa (11/3/2025).

Meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mengeluarkan beragam kebijakan pelaksana nan berakibat pada perekonomian global, serta adanya tensi antara Eropa dan AS, Arsjad mengatakan para sektor swasta RI tetap optimis lantaran kesiapan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Menurutnya, sektor swasta dan pemerintah juga kudu turut berkolaborasi dalam melakukan beragam lobi untuk menghindari akibat kebijakan tarif Trump.

IBC sendiri baru saja berjumpa dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), bank penyalur pembiayaan untuk prasarana di Asia. Arsjad mengatakan dalam mendukung pemenuhan visi misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, dibutuhkan kemitraan strategis dengan sektor swasta.

Selain itu diperlukan juga pembiayaan. Dalam perihal ini, dari 77 proyek startegis nasional (PSN), sebanyak 33 diharapkan mendapatkan support pembiayaan dari swasta.

Berdasarkan obrolan dengan AIIB, Arsjad mengatakan kedua perihal nan menjadi kunci pembangunan adalah prasarana keras nan berjuntai pada prasarana lunak, ialah pendidikan dan kesehatan.

"Jadi, while we make lapangan pekerjaan dengan investasi, tapi kan health and education-nya kudu di ini, kan? Nah, itulah nan kita diskusikan tadi dengan AIIB nan menjadi kunci penting," ujarnya.

Adapun IBC merupakan perkumpulan para pelaku upaya dan industri Indonesia nan berupaya untuk memperkuat daya saing dan kesejahteraan bangsa melalui kebijakan publik nan baik.

Asosiasi ini terdiri dari para pengusaha kakap Indonesia dan juga pemimpin nan mewakili perusahaan besar. Nama-nama orang terkaya di Tanah Air tercatat sebagai personil IBC, seperti di antaranya Anthoni Salim, Franky Oesman Widjaja, hingga Michael Sampoerna.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG & Rupiah Babak Belur Efek Trumpcession

Next Article Ekonomi Global Gonjang-ganjing, BPD Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi Daerah

Selengkapnya