Penetrasi Masih Rendah, Pasar Asuransi Ri Masih Potensial?

1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Penetrasi pasar asuransi di Indonesia disebut berada dalam kondisi tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Berdasarkan info 2023, pasar industri asuransi Malaysia lebih dulu tumbuh sekitar 4,8%, Singapura 11,4%, Australia 3,3%, Brasil 3,3%, Jepang 7,1%, dan Afrika Selatan 12,6%.

Meski begitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut penetrasi dan densitas pasar asuransi di kuartal ketiga 2024 berangsur meningkat. Berdasarkan info OJK, tingkat densitas asuransi per September 2024 tercatat sebesar Rp 2.080.020 dengan penetrasi berada di kisaran 2,8%.

Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan info pada akhir tahun 2023, di mana densitas asuransi sebesar Rp 1.940.000 dengan penetrasi sebesar 2,59%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, info Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan, sektor asuransi jiwa pada akhir kuartal ketiga 2024 membukukan total pendapatan sebesar Rp 166,27 triliun alias naik 2,1% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh capaian positif dari total pendapatan premi nan bertambah 0,2% dengan total nilai mencapai Rp 132,27 triliun.

Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Teck Seng Ho, menatap optimistis potensi pasar asuransi Indonesia. Hal itu didasarkan pada membaiknya ekonomi Indonesia seiring dengan pertumbuhan penetrasi pasar asuransi.

"Kami targetkan pertumbuhan penjualan sebesar 100 persen alias mengalami peningkatan dobel dibanding tahun lalu," kata Teck Seng Ho dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1/2025).

Adapun penjualan Sun Life Indonesia pada kuartal ketiga 2024 membukukan penjualan sebesar US$ 58,3 juta alias sekitar Rp 955,3 milar (asumsi kurs Rp 16.383) alias naik 41% dalam satu dasawarsa terakhir.

"Peningkatan tersebut terjadi lantaran penetrasi pasar dan densitas asuransi di Indonesia nan kembali menggeliat belakangan ini," ungkapnya.

Presiden untuk Pasar nan Berkembang di Asia Sun Life Indonesia, Randy Lianggara menjelaskan, jumlah masyarakat Indonesia nan besar menjadi salah satu pasar asuransi nan berkembang di Asia.

Karenanya, Sun Life bakal melakukan penetrasi dengan beragam saluran pengedaran nan ada, seperti bancassurance nan menggandeng pelaku perbankan.

Untuk diketahui, Sun Life Indonesia mencatat Risk Based Capital (RBC) untuk asuransi konvensional sebesar 586% dan asuransi Syariah sebesar 256% pada kuartal ketiga 2024.

Sedangkan total aset tercatat sebesar Rp 19,7 triliun alias tumbuh 41% dari pendapatan premi selama satu dasawarsa terakhir. Saat ini, Sun Life Indonesia melayani lebih dari 553.852 polis asuransi.

Sejalan dengan perihal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, membidik pertumbuhan ekonomi RI di rentang 5,1% hingga 5,5% pada 2025. Sementara itu, Bank Dunia dalam World Bank East Asia and The Pacific Economic Update juga sempat memperkirakan ekonomi Indonesia potensial untuk tumbuh 5,1% pada 2025.

"Di antara negara-negara nan lebih besar, hanya Indonesia nan diperkirakan tumbuh di tahun 2024 dan 2025. Sementara pertumbuhan Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan di bawah tingkat tersebut," ungkap World Bank East Asia and Pacific Chief Economist Aaditya Mattoo, dalam keterangannya (8/10/2024) lalu.

(rrd/rrd)

Selengkapnya

Ad Blocker Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

  1. Click the AdBlock icon in your browser
    Adblock 1
  2. Select, Dont run on pages on this domain
    Adblock 2
  3. A new window will appear. Click on the "Exclude" button
    Adblock 3
  4. The browser icon should turn green
    Blog MC Project
  5. Update the page if it doesnt update automatically. by MC Project
  1. Click the AdBlock Plus icon in your browser
    Adblock Plus 1
  2. Click on "Enabled on this site"
    Adblock Plus 2
  3. Once clicked, it will change to "Disabled on this site"
    Adblock Plus 3
  4. The browser icon should turn gray
    Webtool SEO Secret
  5. Update the page if it doesnt update automatically. by SEO Secret