Sri Mulyani Ungkap Ngerinya War Game Trump, Incar Negara Surplus Terhadap As

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan akibat kebijakan (executive order) dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kondisi tersebut menurut Sri Mulyani mengundang perang ekonomi alias nan dia sebut dengan war game.

Sri Mulyani menilai sejak Trump menjabat kembali sebagai Presiden AS terjadi perubahan ekonomi dunia nan semula multilateralisme menjadi unilateralisme alias secara sepihak. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan tarif impor nan dikenakan sejumlah negara.

"Ini nan disebut the war game sekarang di bagian ekonomi. Trade nan tadinya berasas the rule base bisa secara sepihak diubah dan Presiden Trump mengincar negara nan mempunyai surplus terhadap AS," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 20 negara nan mencatatkan surplus terhadap AS. Selain China hingga Vietnam, Indonesia juga masuk di antaranya.

Trump pun mulai mematok tarif perdagangan tambahan untuk beragam barang-barang ekspor dari negara lain. Adapun sasarannya adalah negara nan mengalami surplus perdagangan terhadap AS, apalagi terhadap negara mitra hingga tetangganya.

Seperti diketahui Trump mengenakan sejumlah tarif impor kepada sejumlah negara, seperti Meksiko, Kanada, dan China. Trump mengenakan tarif impor 10% untuk daya dan 25% untuk produk lainnya di Kanada, 25% untuk Meksiko dan 10% untuk China.

Pengenaan tarif ini memicu tindakan jawaban dari negara-negara tersebut dengan mengenakan tarif impor balik. Misalnya China membalas dengan mengenakan tarif 15% untuk batubara dan LNG, 10% untuk minyak mentah dan mesin pertanian dari AS. Lalu Kanada mengenakan tarif 25% untuk beragam produk impor dari AS.

Melihat kondisi tersebut, Sri Mulyani menilai negara-negara nan selama ini dianggap sebagai 'friendshoring' rupanya sudah tidak ada lagi, seperti nan terjadi Kanada dengan AS. Kini, tidak ada lagi arti teman.

"Ini menimbulkan semua negara berpikir peta bumi dari sisi ekonomi seperti apa. Karena rupanya selama ini nan dianggap kondusif apalagi jika friendshoring sekarang tidak ada friends (teman) lagi," ujar Sri Mulyani.

"Gimana kurang friends-nya Kanada dan Amerika itu. Jadi tadinya disebutkan jika Anda berteman, Anda aman. Ternyata arti friends (teman) tidak ada lagi di konteks hari ini," sambungnya.

Untuk itu, dia membeberkan efeknya terhadap Indonesia andaikan terkena kebijakan Trump tersebut. Di antaranya, menciptakan biaya dari supply chain sektor manufaktur terutama digital nan bakal meningkat, rantai pasok mengalami disrupsi, nilai komoditas mengalami volatilitas dan sentimen market.

Sedangkan dari sisi global, tindakan Trump tersebut berkesempatan memicu relokasi dari rekonfigurasi rantai pasok. Kemudian, blok-blok ekonomi dunia di luar Amerika menjadi lebih kuat, seperti ASEAN dan BRICS.

"Untuk itu Presiden Prabowo selalu mengingatkan kita kudu menyiapkan diri menguatkan diri lantaran bumi memang tidak dalam situasi nan biasanya kita kenal menjadi sangat unilateralisme dan kudu kita jaga kepentingan dan kedaulatan Indonesia," jelas Sri Mulyani.

(shc/hns)

Selengkapnya