Pemerintah Godok Proyek Hutan Masuk Bursa Karbon, Harganya Premium

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Pemerintah tengah menggodok skema perdagangan karbon di sektor pemanfaatan rimba dan penggunaan lahan (forest and other land uses/FOLU). Saat ini, proyek nan diperdagangkan di bursa karbon lebih banyak berkisar di proyek daya terbarukan.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan skema tersebut direncanakan rampung dalam waktu dekat. Inisiatif ini menyusul peresmian perdagangan karbon internasional pada Senin (20/1/2025).

"Kami di internal Kementerian Kehutanan sedang menyiapkan skema nan mudah-mudahan bakal menimbulkan antusiasme bagi pasar karbon, beragam macam sistem sedang kami persiapkan," ujar Raja Juli dalam aktivitas peluncuran bursa Perdagangan Karbon Internasional, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Pihaknya mengaku sudah berkonsultasi berjumpa dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membahas perihal ini. Selain berkoordinasi dengan OJK, pihaknya membuka ruang bagi publik untuk berkomunikasi dalam penyusunan skema perdagangan karbon sektor FOLU ini.

Di sisi lain, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan nilai karbon dari sektor FOLU ini bakal mempunyai nilai nan lebih premium

"Ini baru keluar nan Spent Bleaching Earth (SBE), kemudian nature solution-nya dari tempat Pak Raja (Menteri Kehutanan) belum. Kalau dari Pak Raja keluar, ini rajanya karbon. Tentu nilainya bakal premium sekali, dan kita tunggu dengan sigap teman-teman di sektor kehutanan untuk menyusul sektor energi," papar Hanif.

Di kesempatan nan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, produk karbon dari sektor FOLU bakal memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Pasalnya, Indonesia mempunyai potensi besar dalam sektor ini.

"Bisa dikatakan mungkin di luar Indonesia tidak ada, jika pun ada, tidak banyak negara lain nan bakal mempunyai kesempatan dan kesempatan kontributif nan begitu besar terhadap produk pengurangan emisi karbon FOLU. Jadi ini memang tekad kita berbareng dan tentu kita mendukung sepenuhnya," kata Mahendra.

Diketahui, Indonesia resmi meluncurkan perdagangan karbon internasional hari ini. Setidaknya, terdapat lima proyek awal nan diperdagangkan dalam bursa karbon tersebut.

Pertama, pembangkit listrik tenaga air minihidro Gunung Wugul nan dapat mengurangi 5.000 ton CO2 ekuivalen. Kedua, pengoperasian pembangkit listrik baru berbahan bakar gas bumi Priok Blok IV sebesar 763.653 ton CO2 ekuivalen.

Ketiga, pembangkit single cycle menjadi combined cycle di pembangkit listrik baru berbahan bakar gas bumi Grati Blok II dengan potensi penurunan emisi 495.000 ton CO2 ekuivalen. Keempat, Blok II unit pembangkit di Muara Tawar nan berpotensi mengurangi emisi 30.000 ribu ton CO2 ekuivalen.

Kelima, pembangkit listrik baru berbahan bakar gas bumi Blok III PJB Muara Karang nan bisa mengurangi emisi 750.000 ton CO2 ekuivalen.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Resmi Punya Bursa Karbon Internasional

Next Article Malaysia Lewat, Volume Transaksi Bursa Karbon RI Lebih Tinggi

Selengkapnya