ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Dunia bersungkawa atas kepergian Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik, nan meninggal bumi pada usia 88 tahun di Casa Santa Marta, Vatikan, Senin, 21 April 2025. Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik, apalagi sehari sebelumnya tetap sempat memberikan pesan Paskah dari balkon Basilika Santo Petrus.
Paus Fransiskus rencananya bakal dimakamkan pada Sabtu, 26 April 2026 mendatang. Tak seperti tradisi kepausan sebelumnya, Paus Fransiskus menginginkan pemakaman nan sederhana tanpa upacara megah.
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan hasil rapat terbaru Dewan Kardinal nan berjalan pada hari ini, Selasa (22/4/2025) pukul 09.00 pagi waktu Roma alias pukul 15.00 WIB di Jakarta, mengenai proses pemakaman Paus Fransiskus. Rencananya jenazah Paus Fransiskus bakal dibawa ke Basilika Santo Petrus, besok Rabu (23/4/2025) pagi.
"Rabu artinya besok pagi jam 09.00 pagi, jenazah Paus Fransiskus bakal dibawa dari Casa Santa Marta tempat beliau tinggal lewat proses nan lumayan panjang bakal masuk ke Basilika Santo Petrus. Prosesi bakal dipimpin oleh nan disebut kepala rumah tangga Vatikan, seorang Kardinal," kata Suharyo saat bertemu pers di Gereja Katedral Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Suharyo menyampaikan bahwa sudah diputuskan pemakamanan Paus Fransiskus bakal dilaksanakan pada Sabtu 26 April mulai pukul 10.00 pagi. Upacara pemakan bakal dipimpin kepala majelis para Kardinal nan namanya Kardinal Batista Rey.
"Setelah itu bakal dilangsungkan nan namanya masa-masa bersungkawa cita selama beberapa hari. Jadi itulah rapat terakhir hasil rapat terakhir nan tadi baru saja kami terima dari majelis dewan pers Vatikan," jelas Suharyo.
Serukan Keuskupan di Indonesia Gelar Ekaristi
Suharyo menambahkan, aktivitas Hari Kamis, 24 April 2025 pukul 18.00 WIB bakal diselenggarakan Misa Requiem di Gereja Katedral Jakarta. Misa tersebut bakal dipimpin oleh Duta Besar Vatikan nan merupakan seorang wakil dari Paus.
"Pada aktivitas tersebut, Bapak ketua konvensi wali gereja Indonesia bakal hadir, beberapa uskup nan bisa datang juga bakal hadir, saya juga ikut di dalam misa konselebrasi itu dan roko sekretaris sudah mengirimkan surat kepada paroki di seluruh keuskupan Agung Jakarta untuk merayakan Ekaristi untuk arwah bapak suci Paus Fransiskus," tutur Suharyo.
Suharyo menyerukan kepada paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta nan berjumlah 69 agar datang pada hari nan sama dan juga mengadakan upacara duka misa arwah pada waktu nan bersamaan.
"Kalau belum sempat pada hari Kamis sore kelak bisa memilih hari sendiri untuk mengadakan upacara itu," ajak Suharyo.
Ajakan tersebut, lanjut Suharyo, tidak terbatas bagi Jakarta saja. Pihaknya juga menyerukan keuskupan di seluruh Indonesia untuk bersama-sama mendoakan mendiang Paus Fransiskus.
"Uskup ketua konvensi berbincang dengan saya, lampau isinya nan diumumkan tadi adalah silakan masing-masing keuskupan nan tersebar di seluruh Indonesia mengatur agendanya sendiri, nan krusial umat diajak untuk bermohon bagi bapak suci, jadi tergantung dari keuskupan masing-masing," katanya menandasi.
Meninggal Dunia Sehari Setelah Perayaan Paskah
Kepergian Paus Fransiskus diumumkan resmi oleh Vatikan pada Senin pagi waktu setempat, tak sampai 24 jam setelah dia tetap sempat menyapa umat dari anjungan Basilika Santo Petrus dalam seremoni Paskah. Kematian Paus Fransiskus menjadi berita duka mendalam bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.
Meskipun kondisi fisiknya melemah, Paus Fransiskus tetap memberikan pesan Paskah dari anjungan Basilika Santo Petrus. Ia menyampaikan salam "Selamat Paskah" dengan senyum dan lambaian tangan, sebuah momen emosional bagi umat nan hadir. Pidatonya dibacakan ajudan lantaran kondisi kesehatan Paus nan tak memungkinkan.
Kepergian Paus Fransiskus menandai berakhirnya satu dasawarsa kepemimpinan nan penuh reformasi dan kasih bagi kaum tertindas. Ia dikenal dengan pendekatan humanisnya nan menjangkau lintas iman, meninggalkan warisan nan mendalam bagi Gereja Katolik dan dunia. Pemakamannya bakal dilaksanakan secara sederhana, sesuai dengan keinginannya.
Rencana Pemakaman Paus Fransiskus nan Sederhana
Berbeda dengan tradisi kepausan sebelumnya, Paus Fransiskus menginginkan pemakaman nan sederhana tanpa upacara megah. Jenazahnya bakal dimakamkan dalam peti kayu polos nan dilapisi seng, tanpa pameran publik layaknya pemakaman paus sebelumnya.
Lokasi pemakaman pun tak biasa. Ia bakal dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, bukan di dalam kompleks Vatikan, menjadikannya Paus pertama dalam lebih dari seabad nan dimakamkan di luar Vatikan. Keputusan ini mencerminkan kesederhanaan dan kerendahan hati nan menjadi karakter unik kepemimpinannya.
Proses pemakaman bakal dimulai pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 pagi waktu setempat. Kardinal Batista Rey bakal memimpin upacara pemakaman tersebut. Setelah pemakaman, bakal ada masa berkabung selama beberapa hari.
Warisan Paus Fransiskus bagi Gereja Katolik
Paus Fransiskus, lahir sebagai Jorge Mario Bergoglio, adalah Paus Katolik Roma pertama dari Benua Amerika. Ia terpilih sebagai Paus ke-266 setelah Benediktus XVI pensiun pada tahun 2013. Selama kepemimpinannya, dia dikenal lantaran reformasinya nan progresif dan konsentrasi pada keadilan sosial.
Paus Fransiskus meninggalkan warisan nan signifikan bagi Gereja Katolik. Ia menekankan pentingnya perbincangan antariman, keadilan sosial, dan perhatian terhadap lingkungan hidup. Semangat perubahan, empati kepada kaum marjinal, serta pendekatan humanisnya bakal selalu dikenang.
Kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi Gereja Katolik dan dunia. Namun, warisannya bakal terus menginspirasi banyak orang untuk memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kasih sayang.