Panama Mengadu Ke Pbb Gegara Trump Mau Kuasai Terusan Panama

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Rabu, 22 Jan 2025 16:11 WIB

Jakarta, detikai.com --

Pemerintah Panama mengadu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana menguasai Terusan Panama.

Dalam surat nan dikirim ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (21/2), pemerintah Panama mengutip Piagam PBB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Piagam PBB melarang personil mana pun] dari ancaman alias penggunaan kekuatan terhadap integritas alias kemerdekaan politik negara lain," demikian isi surat tersebut.

Surat tersebut juga mendesak Guterres merujuk masalah itu ke Dewan Keamanan PBB. Namun, mereka tak meminta pertemuan luar biasa untuk membahas soal Terusan Panama.

Di luar surat ke PBB, instansi pengawas finansial Panama mengumumkan audit menyeluruh bakal diluncurkan.

"Ini bermaksud untuk memastikan penggunaan sumber daya public nan efisien dan transparan di Perusahaan Pelabuhan Panama," demikian menurut badan tersebut, dikutip AFP.

Perusahaan Pelabuhan Panama mengoperasikan Pelabuhan Balboa dan Cristobal di kedua ujung Terusan Panama.

Perusahaan Pelabuhan Panama juga merupakan bagian dari Hutchison Ports, anak perusahaan konglomerat CK Hutchison Holdings nan berpusat di Hong Kong.

"Kami tetap teguh dalam komitmen kami untuk mematuhi semua norma dan peraturan, serta sepenuhnya menjalankan tanggung jawab kontraktual kami," demikian pernyataan Perusahaan Pelabuhan Panama.

"Hasil finansial kami, nan diaudit oleh auditor eksternal independen, dibagikan setiap tahun ke mitra kami, Negara Panama, untuk memastikan kepercayaan dan kejelasan dalam manajemen kami," lanjut mereka.

Sebelum dilantik, Trump sempat protes nilai nan terlalu mahal untuk kapal-kapal AS nan melewati Terusan Panama.

Dia juga menuding Terusan Panama dioperasikan China. Trump lampau menakut-nakuti bakal mengambil alih kembali Terusan Panama.

AS berkontribusi dalam menyelesaikan Terusan Panama pada 1914. Mereka lampau mengembalikan jalur ini ke Panama berasas perjanjian nan diteken Presiden Jimmy Carter pada 1977.

Panama mengambil alih seutuhnya terusan tersebut pada 1999.

(isa/bac)

Selengkapnya