ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut mau berjumpa dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Ia sampai memerintahkan timnya untuk mengatur agenda pertemuan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat senior AS dan tiga sumber lain nan mengetahui perihal itu mengatakan kepada Axios bahwa Trump telah meminta pemerintahannya untuk mempersiapkan agenda pertemuan dengan Kim, nan kemungkinan diadakan secara langsung.
Menyusul permintaan itu, para pejabat AS pun berbincang dengan master eksternal untuk membahas kemungkinan memulai kembali perbincangan antara Trump dan Kim.
"Kami mengumpulkan beragam lembaga untuk memahami posisi Korea Utara saat ini. Banyak perihal telah berubah dalam empat tahun terakhir. Kami sedang mengevaluasi, mendiagnosis, dan membahas beragam kemungkinan, termasuk keterlibatan," kata pejabat senior tersebut.
Duta Besar Swedia untuk Korea Utara, nan mewakili kepentingan AS di Korut, pekan lampau dikabarkan mengunjungi Washington untuk berkonsultasi dengan pejabat dan master AS.
Menurut seorang sumber, kunjungan itu sebagian besar dimaksudkan untuk mengetahui situasi di Washington mengenai Pyongyang.
Saat menjabat presiden dulu, Trump sempat melakukan dua pertemuan dramatis dengan Kim meski akhirnya berujung gagal. Pertemuan itu dihelat di Singapura pada 2018 dan di Hanoi, Vietnam, pada 2019.
Pertemuan terakhir keduanya membahas soal penghentian uji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh Korut. Namun, tak ada satu pun kesepakatan nan dibuat dalam pembicaraan itu.
Setelah Trump tak menjadi presiden, Korea Utara makin unjuk gigi dalam mengembangkan keahlian nuklirnya. Pyongyang juga menjalin hubungan nan lebih erat dengan China dan Rusia nan notabene musuh bebuyutan AS.
Korut tahun lampau menandatangani perjanjian bilateral dengan Rusia nan meliputi kerja sama pertahanan. Tak lama setelah itu, Korut mengerahkan belasan ribu pasukan untuk membantu Rusia saat Ukraina menduduki sebagian wilayah Kursk, Kremlin.
Seiring dengan itu, nyaris semua pejabat Korut nan terlibat dalam diplomasi dengan AS selama pemerintahan Trump nan pertama juga diduga telah 'dididik ulang'.
Direktur program Korea di Stimson Center mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya belum menunjuk utusan unik baru untuk berkompromi dengan AS.
"Dan mereka sudah lama tidak menyatakan minat pada negosiasi," ucapnya.
Situasi ini pun diyakini membikin Trump kesulitan untuk menciptakan pengaruh atas Kim sehingga pemerintahannya mesti menggodok ulang rencana strategis mereka.
"Kami berada dalam situasi nan jauh lebih jelek hari ini," kata pejabat senior AS.
Meski begitu, pejabat senior AS dan sumber-sumber ini menyampaikan bahwa pertemuan dengan Kim bukan lah prioritas Trump saat ini.
(blq/bac)
[Gambas:Video CNN]