ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Kunjungan Bill Gates ke Indonesia hari ini adalah sebuah peristiwa krusial nan patut dicermati. Sebagai tokoh filantropi dunia nan kredibilitasnya diakui dunia, kehadiran Gates menggarisbawahi pentingnya solidaritas internasional dalam mengatasi tantangan pembangunan manusia—isu nan menjadi fondasi masa depan bangsa, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Gates dikenal luas sebagai pendiri Gates Foundation, salah satu lembaga filantropi terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Dengan pendekatan berbasis info dan kemitraan lintas sektor, Gates Foundation telah membangun reputasi dalam menangani persoalan mendasar seperti kesehatan, pendidikan, gizi, hingga akses terhadap teknologi.
Komitmen itu sangat relevan dengan program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto nan terangkum dalam Asta Cita dalam memperkuat pembangunan sumber daya manusia Indonesia, salah satunya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar dan ibu hamil.
Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo membujuk Bill Gates untuk meninjau langsung penerapan program makan bergizi cuma-cuma di SDN Jati 03 Pulogadung, Jakarta Timur. Sambutan hangat para pelajar dan antusiasme masyarakat memperlihatkan bahwa MBG nan telah menjangkau 3,4 juta penerima pada awal Mei 2025 memang menyentuh kebutuhan nyata rakyat.
Bukan sekadar kebijakan teknokratis, tetapi sebuah investasi krusial menuju generasi emas, nan lebih sehat dan cerdas. Kehadiran Gates juga memberi dimensi dunia terhadap program-program pembangunan nasional.
Di tengah bumi nan tetap ditandai ketimpangan akses terhadap teknologi dan jasa dasar, Gates membawa pendapat tentang equitable technology—yakni teknologi dan penemuan nan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya negara maju. Visi ini sejalan dengan semangat Presiden Prabowo untuk memberikan akses digital nan merata untuk anak generasi emas.
Baru beberapa hari nan lalu, tepatnya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei silam, Presiden Prabowo meluncurkan langsung program digitalisasi pembelajaran. Secara berjenjang bakal ada 15 ribu papan interaktif nan diberikan kepada sekolah untuk memastikan kemajuan teknologi dalam bumi pendidikan merata terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).