Ojk Bolehkan Buyback Tanpa Rups, Emiten Konglomerat Dan Ihsg Melesat

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,11% alias naik 70 poin ke 6.381,67. Sebelumnya IHSG sempat menguat hingga 2% dan menembus level 6.400 pada perdagangan intraday sesi pertama, namun terpangkas jelang akhir sesi pertama.

Total transaksi bursa hari ini mencapai Rp 11,27 triliun nan melibatkan 16,68 miliar saham nan beranjak tangan 1,1 juta kali.

Sebanyak 299 saham menguat, 272 melemah dan 233 stagnan.

Pada perdagangan hari ini kebanyakan sektor saham mengalami kenaikan dengan nan tertinggi terjadi di sektor teknologi nan melesat nyaris 10%. Sementara itu sektor primer, finansial dan properti tercatat tetap tertekan.

Empat saham konglomerat tercatat menjadi penggerak utama keahlian IHSG. Emiten kongsi Salim-Toto Sugiri menjadi penyumbang terbesar keahlian IHSG, diikuti dengan dua saham Prajogo, BREN dan TPIA serta emiten tambang emas tembang Salim AMMN.

Adapun kenaikan saham konglomerat hari ini terjadi usai Otoritas Jasa Keuangan merelaksasi kebijakan buyback. Per 18 Maret 2025, emiten dapat melakukan pembelian kembali saham alias buyback tampa melalui sistem rapat umum pemegang saham (RUPS).

Selain itu, pasar finansial Tanah Air pada perdagangan Kamis hari ini (20/3/2025) tetap bakal dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, mulai dari pengaruh suku kembang Bank Indonesia (BI) dan The Fed, sampai penantian suku kembang China, duit beredar M1 Indonesia, dan pembaruan pasar tenaga kerja AS.

Kejelasan kebijakan BI dan The Fed diharapkan menjadi berita baik pekan ini dan bisa menghentikan angin besar demi angin besar nan mengguncang pasar finansial Indonesia. Dengan keputusan tersebut maka setidaknya aspek ketidakpastian mulai melandai. Namun, penanammodal bisa memandang perihal ini juga sebagai sebuah ancaman.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, BI dan The Fed kompak menahan suku kembang acuan. The Fed kembali menahan suku bunganya di level 4,25-4,50% bulan ini. The Fed juga mengingatkan bakal ancaman potensi resesi di AS.

Sementara itu Dewan Gubernur BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku kembang referensi BI Rate di level 5,75%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga tekanan inflasi sesuai sasaran pada tahun ini dan tahun depan sebesar 2,5% plus minus 1%, mempertahankan stabilitas kurs, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai perkiraan di kisaran 4,7%-5,5% pada 2025.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Emiten Bisa "Buyback" Saham Tanpa RUPS, Waspadai Risiko Ini!

Next Article IHSG Dibuka Ambles, Turun ke Level 7.335

Selengkapnya