Netanyahu 'perang' Vs Jaksa Agung Israel Soal Pemecatan Bos Shin Bet

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersitegang dengan Jaksa Agung menyusul keinginannya memecat bos badan intelijen Shin Bet, Ronen Bar.

Netanyahu bersikeras memecat Bar menyusul perselisihan keduanya selama berbulan-bulan nan terus memanas mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu memanggil Bar untuk pertemuan mendadak di kantornya pada Minggu (16/3) malam dan memberitahunya bahwa kabinet bakal mengadakan pemungutan bunyi untuk memberhentikannya akhir pekan ini.

"Pada setiap saat, terutama selama perang eksistensial seperti nan kita hadapi, kudu ada kepercayaan penuh antara perdana menteri dan kepala Shin Bet," kata Netanyahu dalam pernyataan video setelah pertemuannya dengan Bar.

"Namun sayangnya, situasinya sebaliknya, saya tidak mempunyai kepercayaan tersebut. Saya menyimpan ketidakpercayaan nan terus-menerus terhadap kepala Shin Bet, ketidakpercayaan nan meningkat seiring waktu," ujarnya menambahkan seperti dikutip Times of Israel.

Media Ibrani melaporkan bahwa pemungutan bunyi untuk pemecatan Bar bakal berjalan dalam rapat kabinet unik pada Rabu pekan ini.

Namun, Jaksa Agung Gali Baharav-Miara langsung mewanti-wanti Netanyahu pada Minggu malam bahwa sang PM tidak dapat "memulai proses pemberhentian" Bar "sampai dasar aktual dan norma nan mendasari keputusan pemecatan sepenuhnya diperiksa.

"[PM] tidak dapat memulai proses pemberhentian ini sampai dasar aktual dan norma nan mendasari keputusan Anda sepenuhnya diperiksa, serta kewenangan Anda untuk menangani masalah ini saat ini," ujar Baharav-Mira.

Baharav-Miara menjelaskan argumen untuk ini adalah "sensitivitas luar biasa dari masalah ini lantaran sifatnya nan belum pernah terjadi sebelumnya."

"Kekhawatiran bahwa proses tersebut mungkin tercemar oleh ilegalitas dan bentrok kepentingan, dan mengingat bahwa peran kepala Shin Bet bukanlah posisi kepercayaan pribadi nan melayani perdana menteri," ujarnya.

Ini bukan pertama kalinya Jaksa Agung Israel memberikan peringatan semacam itu terhadap Netanyahu.

Awal bulan ini, salah satu deputinya menerbitkan surat nan menekankan bahwa langkah tersebut kudu ditinjau oleh jaksa agung "untuk memastikan kepatuhannya terhadap perlindungan prosedural dan substantif nan diperlukan" jika perdana menteri mau memberhentikan kepala badan keamanan.

Menanggapi jaksa agung, Menteri Kehakiman Yariv Levin memihak Netanyahu.

Levin beranggapan bahwa "Undang-Undang Shin Bet secara definitif menyatakan bahwa pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengakhiri masa kedudukan kepala badan tersebut sebelum akhir masa jabatannya. Undang-undang ini semestinya diketahui oleh jaksa agung."

"Jika ada nan bingung, Israel adalah demokrasi, dan semua orang di dalamnya, termasuk jaksa agung, tunduk pada hukum," tutur Levin.

Dia mengatakan pemerintah "tidak boleh menyerah pada ancaman alias upaya untuk melucuti wewenangnya."

Bar diangkat sebagai kepala Shin Bet pada 2021 oleh perdana menteri saat itu, Naftali Bennett, untuk masa kedudukan lima tahun.

Namun, pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengakhiri masa jabatannya dan menunjuk kepala baru. Dalam sejarah Negara Israel, tidak ada kepala Shin Bet nan pernah dipecat, meskipun dua kepala mengundurkan diri sebelum menyelesaikan masa kedudukan mereka.

Netanyahu dilaporkan telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mencoba dan menyingkirkan Bar, saat dia berupaya menyalahkan kegagalan seputar serangan 7 Oktober 2023 pada lembaga keamanan itu.

Meskipun Bar beriktikad untuk akhirnya mengundurkan diri atas kegagalan agensinya dalam mengantisipasi serangan tersebut, dia dikatakan menolak upaya untuk menyingkirkannya, cemas bahwa kepatuhan bakal memungkinkan Netanyahu menunjuk loyalis sebagai penggantinya.

Dia dilaporkan berencana untuk tetap di posisinya sampai semua sandera dikembalikan dari Gaza dan komisi penyelidikan negara didirikan untuk menyelidiki kegagalan seputar 7 Oktober.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya