Nasib Blokir Tiktok Ditentukan 19 Juni 2025, Trump Komen Begini

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) bakal ditentukan pada 19 Juni 2025, sesuai tenggat nan ditetapkan sebelumnya. Sejauh ini, pemerintah Amerika Serikat (AS) dan ByteDance nan merupakan induk TikTok belum mencapai kesepakatan.

Namun, Presiden AS Donald Trump tiba-tiba memberikan komentar tak terduga 2 hari menjelang penentuan nasib TikTok.

Dikutip dari Reuters, Selasa (17/6/2025), Trump mengindikasikan bakal memperpanjang kembali tenggat untuk menentukan apakah TikTok bakal diblokir permanen alias diizinkan beraksi di AS.

"Mungkin, iya," kata Trump saat ditanya apakah bakal memperpanjang tenggat penentuan nasib TikTok.

"Mungkin kita kudu mendapat persetujuan China, tetapi saya rasa kita bakal mendapatkannya. Saya rasa Presiden Xi Jinping bakal menyetujuinya," Trump menambahkan.

Awalnya, deadline untuk penentuan nasib TikTok dipatok pada 19 Januari 2025 alias sehari sebelum pelantikan Trump. Pasca dilantik, Trump akhirnya mengeluarkan perintah pelaksana untuk memperpanjang negosiasi hingga 19 April 2025.

Mendekati tenggat kala itu, Trump kembali memperpanjang negosiasi hingga 19 Juni 2025. Selanjutnya, belum jelas apakah tenggat betul-betul bakal diperpanjang dan berapa lama.

Seperti diketahui, pemerintah AS era Joe Biden mengeluarkan kebijakan nan memaksa TikTok untuk lepas dari entitas ByteDance asal China untuk bisa beraksi di AS.

Pasalnya, AS cemas pemerintah Xi Jinping bisa mengakses info 150 juta pengguna TikTok di AS. Seiring perkembangannya, ada beberapa perihal nan diajukan dalam proses negosiasi.

Sejauh ini, disebut-sebut TikTok kudu memisahkan operasinya di AS dan membentuk entitas baru nan kebanyakan dimiliki dan dioperasikan oleh penanammodal AS. Namun, obrolan itu sempat tertahan gara-gara kondisi geopolitik nan kian memanas antara AS dan China.

Kita tunggu saja kepastian nasib TikTok di AS!


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Trump Tiba-tiba Mau Selamatkan China, Ini Alasannya

Selengkapnya