ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Aktivitas rekrutmen di Indonesia tetap tinggi sepanjang 2024, meski banyak perusahaan melakukan efisiensi alias Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Laporan terbaru "Hiring, Compensation, and Benefits 2025" dari Jobstreet by SEEK mengungkapkan, 94% perusahaan di Indonesia tetap merekrut tenaga kerja tahun lalu.
Meski begitu tren efisiensi terlihat dari meningkatnya proporsi pekerja paruh waktu kontraktual nan naik dari 17% (2023) menjadi 32% di 2024. Sales Director Jobstreet by SEEK Indonesia, Wisnu Dharmawan menjelaskan, aktivitas rekrutmen tetap stabil, khususnya di perusahaan menengah dan besar.
"Kalau UKM sedikit menurun, tapi perusahaan menengah tetap di nomor 97% dan besar 98% tetap aktif merekrut," katanya dalam peluncuran laporan di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Wisnu menjelaskan, meningkatnya jumlah perusahaan nan melakukan efisiensi alias pengurangan tenaga kerja bukan berfaedah pasar kerja melesu. Ia mencatat, tahun 2023 hanya 28% perusahaan nan mengurangi workforce, sekarang 42%. Tapi 90% dari perusahaan tetap mempertahankan alias meningkatkan jumlah karyawan.
Perusahaan disebut melakukan penyesuaian tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan baru, bukan sekadar memangkas. Hal ini mencerminkan proses reskilling dan kebutuhan bakal spesialisasi baru.
Bonus Naik, Kenaikan Gaji Menurun
Menariknya, perusahaan mulai mengandalkan bingkisan untuk menjaga motivasi pegawai. "Rata-rata bingkisan meningkat dari 2,4 kali penghasilan menjadi 2,9 kali penghasilan per tahun. Ada kenaikan separuh bulan gaji," ujar Wisnu.
Sebaliknya, kenaikan penghasilan tahunan justru menurun. Hanya 24% perusahaan nan bisa meningkatkan penghasilan sesuai alias di atas inflasi. Jumlah perusahaan nan memberikan promosi juga turun dari 67% menjadi 62%.
Sementara itu tren digitalisasi juga memengaruhi proses rekrutmen. Sebanyak 71% perusahaan sekarang mempertimbangkan keahlian kandidat dalam menggunakan AI sebagai nilai tambah. Bahkan, 20% perusahaan sudah menggunakan AI untuk menyaring kandidat dan menulis iklan lowongan kerja.
"Di platform kami, apalagi jika kandidat tidak melamar, AI bisa merekomendasikan profil-profil relevan ke perekrut," ujar Wisnu.
Tak hanya itu, lebih dari 50% perusahaan juga sudah menerapkan prinsip DEI (Diversity, Equity, Inclusion) dalam proses seleksi, termasuk menggunakan sistem blind resume screening. Jobstreet juga mengangkat sistem "fair hiring", nan melarang iklan kerja dengan batas usia alias gender.
2025 Tetap Optimistis
Jobstreet by SEEK memperkirakan paruh kedua 2025 bakal menjadi periode rekrutmen nan lebih aktif. Perusahaan pun didorong untuk menyempurnakan paket kompensasi dan mempercepat mengambil AI serta kebijakan inklusif.
"Ini saatnya perusahaan memanfaatkan momentum. Fleksibilitas kerja, insentif kompetitif, dan literasi digital menjadi kunci dalam menarik talenta terbaik," pungkas Wisnu.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli
Next Article 6 dari 10 Perusahaan PHK Gen Z, Alasannya Terungkap