ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai kebijakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi ialah mengirim siswa bandel ke barak militer adalah pendidikan nan bagus.
“Ketika Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan kebijakan nan mau mengenai dengan sebagaimana nan dilihat saat ini (mengirim siswa bandel ke barak militer), ya itu kan pendidikan nan bagus,” kata dia seperti dilansir Antara.
Pigai usai mengisi Kuliah Umum Universitas Mahendradatta di Denpasar, Bali, Sabtu (10/5), menilai kebijakan Dedi Mulyadi adalah bagian dari mempersiapkan generasi muda.
Membawa siswa ke barak militer menurutnya bagus untuk pendidikan mental, karakter, kedisiplinan, dan tanggung jawab, sehingga ini tidak melanggar kewenangan asasi manusia.
“Sekarang pertanyaannya, jika pendidikan itu baik alias tidak baik, pendidikan itu melanggar tidak, dalam konstitusi kita pendidikan itu kewenangan sekaligus kewajiban, jadi pemerintah bertanggung jawab mendidik, pemerintah bertanggung jawab menghadirkan pendidikan nan berkualitas, nan baik, membentuk karakter mental, moral, disiplin, dan tanggung jawab,” ujar Menteri HAM.
Soal Penolakan
Disinggung soal banyaknya penolakan atas kebijakan Jawa Barat seperti dari Komnas HAM dan pakar-pakar psikologi, bagi Menteri HAM justru penolak nan kudu dipertanyakan landasannya.
Pigai menilai nan terpenting dari kebijakan mengirim siswa bandel ke barak militer adalah memastikan tidak ada kekerasan bentuk nan dilakukan.
“Yang tidak boleh adalah pendidikan disertai dengan langkah mengganggu fisik, itu nan tidak boleh,” kata dia.
“Komnas HAM pakai patokan apa? Ketika saya bilang sepanjang tidak mengganggu fisik, pendidikan bagus, di bumi ini alias di bawah kolong langit ini nan namanya pendidikan itu ya benar,” sambung Menteri HAM.
Natalius Pigai meminta mengartikan pendidikan ala Jawa Barat ini hanya memindahkan tempat belajar bukan mengandalkan TNI sebagai pendidik lantaran bukan bagian dari lembaga pendidikan.
“Kalau aktivitas contoh, kegiatan-kegiatan nan kita adakan di tempat aula-aula itu apa, itu hanya tempat, sekarang orang kawin, kan kita juga di tempat perkawinan, wisuda di universitas, kegiatan, seminar, diskusi, hanya tempat itu,” ucapnya.
Upaya Siapkan Generasi Muda
Justru Pigai menilai ini sebagai upaya menyiapkan generasi muda, dimana dalam kuliah umumnya Pigai juga menekankan langkah-langka menyiapkan sumber daya manusia menuju 2045.
“Bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia nan mempunyai pengetahuan nan bagus, keahlian nan baik, etika, moral, mental nan bagus untuk menyongsong 2045, lantaran 2035 kita sudah go global,” ujarnya.