Mensos Tegaskan Kemiskinan Bulan Soal Data: Ini Tantangan Peradaban

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menegaskan, kemiskinan bukan hanya persoalan nomor dalam info statistik alias ekonomi semata. Lebih dari itu, kemiskinan meruakan tantangan besar bagi peradaban bangsa.

Hal itu diutaraan Gus Ipul saat menjadi pembicara Peningkatan Peran Kepala Desa dan Kepala Kelurahan se Jawa Barat di Bandung, Senin (28/4).

"Kemiskinan bukan sekadar masalah nomor juga bukan sekadar ekonomi. Kemiskinan adalah tantangan peradaban. Mengatasi kemiskinan berfaedah menyelamatkan masa depan bangsa, memperkuat fondasi keadilan sosial, dan menunaikan amanah konstitusi," kata Gus Ipul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidatonya, Gus Ipul mengutip Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, nan menyatakan bahwa kesejahteraan berfaedah terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial penduduk negara agar dapat hidup layak dan berkembang.

Berdasarkan info Badan Pusat Statistik, tingkat kemiskinan di Jawa Barat per Maret 2025 tercatat sebesar 7,08 persen. Namun, menurut Gus Ipul, di kembali nomor tersebut tersimpan cerita pilu, di antaranya anak-anak nan putus sekolah, ibu-ibu tanpa jasa kesehatan, serta family nan hidup dalam serba kekurangan.

Untuk itu, Kementerian Sosial mendorong dua pilar utama dalam upaya pengentasan kemiskinan, ialah melalui Sekolah Rakyat dan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat bakal datang di tengah masyarakat miskin sebagai ruang pendidikan pengganti nan tak hanya mengajarkan pelajaran dasar, tetapi juga keahlian praktis, kepemimpinan sosial, dan jiwa kemandirian.

"Sekolah Rakyat adalah investasi jangka panjang. Sesungguhnya, kemiskinan tidak cukup dilawan dengan support sesaat, tetapi kudu diatasi melalui pendidikan nan membebaskan dan memberdayakan," ujarnya.

Tahun ini, pemerintah menargetkan pendirian 100 Sekolah Rakyat di beragam wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Barat.

Selain itu, Gus Ipul juga menekankan pentingnya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sebagai sistem pendataan sosial ekonomi pertama nan terintegrasi dan aktual, DTSEN menjadi instrumen vital dalam memastikan ketepatan sasaran program pengentasan kemiskinan, sesuai pengarahan Presiden Prabowo Subianto.

"Dengan DTSEN, kita dapat memandang siapa nan betul-betul miskin, di mana mereka berada, apa kebutuhannya, dan gimana perubahan kesejahteraannya dari waktu ke waktu," kata dia.

Dalam kesempatan ini, Gus Ipul membujuk seluruh jejeran pemerintah daerah, kepala desa, kepala kelurahan, bumi usaha, akademisi, dan masyarakat sipil untuk bersinergi memperkuat pendidikan family miskin melalui Sekolah Rakyat, mengoptimalkan penggunaan DTSEN.

Tak hanya itu, Gus Ipul juga meminta semua pihak untik memastikan setiap rupiah anggaran sosial membawa perubahan nyata.

"Percepatan pengentasan kemiskinan bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Indonesia nan adil, makmur, dan sejahtera dimulai dari desa, dari kampung, dari Sekolah Rakyat, dan dari info nan akurat," kata dia.

Adapun aktivitas ini turut dihadiri oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia/Kepala BKKBN, Wihaji; Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi serta ratusan kepala desa dan lurah se-Jawa Barat.

(ory/ory)

Selengkapnya