Menperin Beberkan Dampak Ngeri Tarif Trump: Banjir Impor-gerus Lapangan Kerja

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita buka-bukaan akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap manufaktur dalam negeri. AS mengenakan tarif 32% terhadap Indonesia, meskipun penerapannya ditunda.

Menurut Agus, akibat pertama nan bakal dirasakan adalah terganggunya rantai pasok dunia nan berangkaian dengan kesediaan bahan baku. Kedua, volume ekspor produk manufaktur Indonesia juga bisa berkurang.

"Tentu nan pertama adalah terganggunya rantai pasok dunia terhadap kesediaan bahan baku. Kemudian nan kedua, penurunan daya saing dan volume ekspor Indonesia," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak nan ketiga, ancaman banjir impor dari negara-negara nan terkena tarif resiprokal. Keempat, pengurangan tenaga kerja hingga pergeseran pasar ekspor.

"Yang ketiga, ancaman banjir produk impor dari negara lain nan terdampak. nan keempat, ancaman pengurangan tenaga kerja dan juga pergeseran pasar ekspor," imbuhnya.

Agus menyatakan, kebijakan nan diterapkan Trump berkontribusi besar atas meningkatkatnya ketidakpastian global. Ia terus memantau kemungkinan munculnya patokan baru setiap pagi.

"Kita kudu selalu cermati setiap bangun pagi, kita kudu cermati apakah ada kebijakan baru nan muncul alias nan dititipkan oleh pemerintah Trump, dan ini nan menyebabkan uncertainty nan sangat tinggi," tutur Agus.

Indonesia sudah mengirimkan tim nan dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk bermusyawarah dengan Pemerintah AS. Tim tersebut bakal memegang prinsip negosiasi nan saling menguntungkan, mengutamakan kepentingan nasional, serta menghindari langkah-langkah retaliasi nan justru dapat merugikan Indonesia

"Dengan tetap mengedepankan alias memperhatikan hal-hal nan dasar, seperti job creation, juga pertumbuhan ekonomi, sustainable development, strong macroeconomy, dan juga healthy state budget," tuturnya.

Strategi lain menghadapi tarif Trump adalah memperluas potensi pasar ekspor dengan melakukan diversifikasi produk industri manufaktur

"Dan strategi nan lainnya adalah memperluas pasar dunia sekaligus memperkuat pasar dalam negeri. Jadi, pasar dalam negeri ini sangat-sangat krusial lantaran 70-80 persen output dari manufaktur kita diserap di dalam negeri," beber Agus.

Indonesia juga memperkuat kerja sama dengan mitra jual beli tradisional seperti China, Negara-negara Asia Tenggara, Negara-negara Asia Timur hingga Uni Eropa. Pemerintah juga bakal menyelesaikan perjanjian perdagangan seperti IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement).

"Karena ini membuka kesempatan dari produk-produk tekstil, produk-produk dasar kaki, dan lain sebagainya untuk masuk ke pasar negara-negara di Eropa, negara-negara EU member," tutupnya.

(ily/ara)

Selengkapnya