ARTICLE AD BOX
Surabaya, detikai.com --
Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq mengusulkan adanya patokan unik nan membawahi pengelolaan kebun binatang di Indonesia ialah beleid untuk penanganan keanekaragaman hayati (biodiversitas) kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Dia mengatakan usul itu disampaikan demi tujuan melindungi satwa langka Indonesia serta memperbaiki tata kelola kebun hewan secara nasional. Hanif menargetkan setidaknya pertengahan tahun ini pemerintah sudah mempunyai instrumen standar untuk pengelolaan kebun hewan di seluruh Indonesia.
"Target kami mungkin mulai bulan Juni kita sudah mempunyai instrumen-instrumen. Di antaranya adalah mengenai dengan standar-standar penanganan hewan di kebun hewan dan seterusnya itu ya," kata Hanif saat berjamu ke Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperkuat upaya pelestarian, Hanif menyatakan telah mengusulkan rancangan patokan ke Presiden Prabowo. Ia berambisi izin ini segara disahkan menjadi Peraturan Presiden.
"Hari ini kita sedang menyusun, kita telah mengusulkan kepada nan terhormat Bapak Presiden untuk ditetapkan menjadi peraturan presiden. Dengan ditetapkannya itu maka seluruh penanganan biodiversitas ini di dalam under control sistem nan kemudian bisa kita kontrol bersama-sama," kata dia
Hanif menyoroti pentingnya pengawalan biodiversitas, termasuk satwa-satwa langka nan berada di luar kediaman aslinya.
Menurutnya Indonesia tetap belum mempunyai standar baku untuk pengelolaan satwa di kebun binatang. Contohnya, kata dia, mengenai luas lahan tempat satwa hidup dan tentang kesejahteraan hewan (animal welfare).
"Secara umum memang kita belum mempunyai standar. Sebenarnya hewan ini kudu ada di berapa area, berapa luas meter persegi. Ini Indonesia belum punya standar," katanya.
Hal itu, sambungnya, berbeda dengan di sejumlah negara nan telah mempunyai standar unik untuk pengelolaan kebun binatang. Menurutnya, untuk mewujudkan standar kebun hewan di Indonesia perlu didiskusikan semua pihak, tak bisa hanya mencontoh patokan di negara lain.
"Kami mau sekali berbincang dengan teman-teman forum komunikasi Kebun Binatang seluruh Indonesia untuk obrolan intensif juga dengan Taman Safari Indonesia, untuk merumuskan langkah-langkah ini. Kita kudu punya standar itu," katanya.
Lebih lanjut, Hanif juga menyoroti keberadaan satwa langka nan merupakan endemik Indonesia seperti komodo, orangutan, harimau Sumatra, dan gajah Sumatra nan saat ini berada di kebun hewan luar negeri.
Selain itu, Hanif juga menyinggung rumor keterancaman satwa langka seperti Pesut Mahakam dan Badak Kalimantan. Jumlah satwa-satwa ini semakin sedikit, sedangkan ancaman di alam liar makin meningkat.
"Pesut Mahakam ini kan dia punya karakter fisiologis, dia bakal kembali ke laut kemudian masuk lagi ke sungai. Nah, saat ini sungainya kan penuh dengan batu bara. Hingga membentur-bentur kepalanya. Terindikasi pesut mahakam ini kurang dari 50 ekor," katanya.
"Badak Mahakam Ulu, ini juga sedunia itu hanya ada dua ekor. Satunya sudah bisa kita amankan, satunya tetap di satwa tetap hidup di tengah-tengah nan tingkat bahayanya cukup tinggi lantaran tidak berada di Taman Nasional," lanjut Hanif.
(frd/kid)
[Gambas:Video CNN]