ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Panel surya merupakan perangkat nan terdiri dari kumpulan sel surya nan dirangkai menjadi satu kesatuan sistem. Bentuk dan kreasi panel surya disesuaikan dengan kapabilitas daya nan dibutuhkan serta model nan diinginkan.
Biasanya, panel surya dipasang di genting rumah, di atas gedung, alias pada instalasi berdikari nan dipasang menggunakan tiang. Belakangan ini, penggunaan panel surya sebagai genteng mulai diminati dalam kreasi rumah, terutama di area padat penduduk.
Hal ini lantaran pemasangan panel surya tidak memerlukan lahan tambahan. Dari sisi tampilan, genteng panel surya bisa memberikan nuansa modern, elegan, dan mendukung penghematan biaya listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Panel Surya
Dikutip dari kitab Mendulang Energi Gratis dengan Teknologi Tepat Guna, panel surya berfaedah untuk mengkonversi sinar mentari menjadi daya listrik. Selain sebagai sumber listrik, panel surya juga bisa difungsikan sebagai material genting alias genteng.
Panel surya adalah perangkat nan tersusun dari sel-sel fotovoltaik nan berfaedah untuk mengonversi sinar mentari menjadi daya listrik. Teknologi ini memanfaatkan prinsip kerja fotovoltaik, material semikonduktor seperti silikon bakal menghasilkan arus listrik ketika menerima paparan sinar matahari.
Cara kerjanya ialah dengan proses konversi sinar mentari menjadi listrik pada panel surya dikenal dengan pengaruh fotovoltaik tadi. Sel fotovoltaik nan umumnya dibuat dari material silikon berfaedah menyerap foton dari sinar matahari.
Ketika foton mengenai sel surya, daya dari sinar tersebut bakal melepaskan partikel dari atom dalam semikonduktor, sehingga menghasilkan arus listrik. Setiap sel fotovoltaik menghasilkan listrik dalam jumlah kecil, namun ketika beberapa sel ini digabungkan dalam satu panel, daya listrik nan dihasilkan bakal cukup besar untuk memenuhi kebutuhan listrik gedung di beragam sektor.
Arus listrik nan terbentuk dari proses ini lampau dikumpulkan dan bisa digunakan untuk beragam kebutuhan, baik di rumah, perkantoran, maupun industri. Dalam perkembangannya, penggunaan panel surya tidak hanya dimanfaatkan sebagai solusi ramah lingkungan dalam menekan emisi karbon, tetapi juga menjadi strategi penghematan pengeluaran untuk biaya listrik.
Pada kitab Teknologi Energi Baru Terbarukan karya Afrizal Abdi Musyafiq dkk, disebut dengan memasang panel surya di rumah, Anda bisa mempunyai sumber listrik pengganti selain listrik dari PLN.
Kadang, perbedaan antara sel surya dan panel surya membikin orang keliru. Secara sederhana, sel surya adalah komponen dasar nan bekerja mengubah daya mentari menjadi listrik.
Sedangkan panel surya adalah kumpulan dari sejumlah sel surya nan dirangkai untuk meningkatkan kapabilitas listrik nan dihasilkan. Biasanya, panel-panel ini dipasang di genting rumah alias gedung untuk menghasilkan listrik dalam skala lebih besar.
Keuntungan dan Kekurangan Menggunakan Panel Surya
Masih dikutip dari kitab karangan Afrizal Abdi Musyafiq dkk, ada beberapa untung dan kekurangan menggunakan panel surya. Salah satu faedah utama dari penggunaan panel surya adalah dapat membantu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan.
Semisal Anda adalah pengguna PLN nan menggunakan panel surya di rumah, bisa menjual kelebihan listrik nan dihasilkan ke PLN melalui sistem ekspor-impor listrik. Energi listrik nan diekspor ini nantinya bakal mengurangi tagihan listrik pengguna, sehingga pengeluaran bulanan bisa lebih hemat.
Manfaat lain dari pemakaian panel surya adalah ialah bisa menjadi konsumen berdikari dalam perihal penyediaan energi, lantaran memanfaatkan sinar mentari nan ramah lingkungan sebagai sumber listrik. Selain itu, panel surya tidak menimbulkan polusi dan mempunyai proses perawatan nan tergolong sederhana dan tidak menyantap banyak biaya.
Untuk merawat panel surya, cukup membersihkannya dari debu menggunakan air alias sabun, biasanya cukup dilakukan setiap enam bulan sekali. Dengan perawatan nan rutin dan tepat, panel surya dapat memperkuat hingga lebih dari 20-30 tahun.
Namun meski menawarkan beragam keunggulan, ada beberapa perihal nan perlu dipertimbangkan sebelum memasang panel surya di rumah. Salah satunya adalah biaya instalasi nan tergolong tinggi. Hingga saat ini, pemakaian panel surya di kalangan rumah tangga tetap terbatas, lantaran nilai pemasangannya cukup mahal.
Untuk kapabilitas 1 kilowatt peak (kWp), diperlukan investasi sekitar Rp 20-30 juta. Selain itu, panel surya berkarakter intermiten, artinya pasokan daya listrik dari sistem ini tidak selalu stabil.
Ketersediaan listrik sangat berjuntai pada kondisi cuaca dan waktu. Jika cuaca mendung, hujan, alias saat malam hari, produksi listrik dari panel surya bakal menurun apalagi berhenti, lantaran tidak ada sinar mentari nan bisa diserap.
Panel surya bisa menghasilkan listrik secara berdikari tanpa tergantung sepenuhnya pada jaringan listrik PLN, sehingga menguntungkan untuk masyarakat di wilayah nan mendapat paparan sinar mentari optimal. Oleh lantaran itu, sistem panel surya biasanya memerlukan baterai tambahan untuk menyimpan energi, sehingga pasokan listrik tetap tersedia saat sinar mentari tidak mencukupi.
Mengenal Pabrik Panel Surya Terbesar di Indonesia
Nah belum lama ini, telah diresmikan pabrik panel surya terbesar di Indonesia. Pada akhir tahun 2024 lalu, PT PLN Indonesia Power (PLN IP) resmi meresmikan pabrik solar panel terintegrasi pertama sekaligus terbesar di Indonesia.
Pabrik nan berlokasi di Kendal, Jawa Tengah ini mempunyai kapabilitas produksi hingga 1 Gigawatt Peak (GWp). Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pabrik tersebut dibangun melalui kemitraan antara PLN Indonesia Power Renewables, Trina Solar Co. Ltd, dan PT Dian Swastatika Sentosa.
Kerja sama ini melahirkan perusahaan patungan berjulukan PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI). Pabrik tersebut dirancang untuk memproduksi panel surya dengan teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon) nan menawarkan tingkat efisiensi mencapai 23,2%.
Angka ini melampaui rata-rata efisiensi panel surya nan saat ini umum digunakan di Indonesia, ialah sekitar 20%.
"Pabrik ini dikembangkan berbareng dengan perusahaan tier-1 industri solar panel bumi dan diharapkan bisa memenuhi permintaan pengembangan daya terbarukan di Indonesia," kata Edwin dalam keterangan resminya, Kamis (31/10/2024).
Ia juga menambahkan bahwa panel surya produksi pabrik ini telah mengangkat teknologi N-type TOPCon nan memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF). Hal ini menjadi bukti kesungguhan PLN IP dalam memperkuat industri daya baru terbarukan (EBT) di dalam negeri.
Selain mendukung transisi energi, kehadiran pabrik ini juga ditargetkan untuk mengurangi ketergantungan impor komponen panel surya. Dengan produksi lokal, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) bakal meningkat, sesuai dengan izin dalam Permenperin Nomor 34 Tahun 2024.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT TMAI, Lokita Prasetya, menambahkan bahwa pembangunan pabrik berlokasi di atas lahan seluas 7 hektare. Pabrik panel surya tersebut dinilai bisa memproduksi panel surya hingga kapabilitas 720 Watt Peak per modul dengan tingkat efisiensi 23,2%.
"Kami telah bekerja keras membangun pabrik panel surya ini di atas lahan 7 hektar sesuai sasaran nan dicanangkan. Pabrik ini telah siap beraksi dan bisa memproduksi modul panel surya terbesar di Indonesia hingga 720 Watt Peak per modulnya dan efisiensi hingga 23,2%," ucap Lokita.
Mengandalkan sumber daya terbarukan seperti sinar mentari juga berfaedah mengurangi ketergantungan pada daya fosil, nan ketersediaannya terbatas dan berakibat jelek pada lingkungan. Dengan memanfaatkan daya mentari nan melimpah dan berkelanjutan, penggunaan panel surya menjadi salah satu langkah pandai menuju masa depan nan lebih ramah lingkungan.
(aau/fds)