Menanti Inflasi As Malam Ini, Badai Rupiah Belum Usai!

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Efek perang jual beli dan menjelang rilis info inflasi Amerika Serikat (AS) tetap menjadi tantangan bagi pergerakan mata duit Garuda untuk menguat.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,18% di nomor Rp16.370/US$ pada perdagangan Selasa (11/02/2025). Posisi ini merupakan nan terparah sejak 3 Februari 2025 alias sekitar satu pekan terakhir.

Koreksi nan terjadi pada mata duit Garuda terjadi di tengah ancaman tarif baru untuk semua impor baja dan aluminium nan digaungkan Trump.
Trump menjanjikan tarif 25% untuk semua impor baja dan aluminium.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto menuturkan kepada detikai.com bahwa sentimen pelemahan rupiah ini tetap mengenai dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Menurut Edi, nyaris semua mata duit Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS, apalagi mata duit negara utama pun melemah terhadap dolar AS.

Dari sisi global, pergerakan pasar finansial hari ini bakal dipengaruhi pidato Powell nan tetap condong hati-hati dan menanti rilis info inflasi AS.

Pada Selasa (12/2/2025) waktu AS, Chairman The Fed menyampaikan testimoni tahunan di depan personil Senat Komite Perbankan, perumahan, dan urusan Urban. Powell juga bakal memberikan pernyataan serupa di depan Anggota DPR Komite Jasa Keuangan pada hari ini, Rabu (12/2/2025).

Powell juga menghadapi serangkaian pertanyaan tentang Biro Perlindungan Keuangan Konsumen, tarif, dan Departemen Efisiensi Pemerintah milik Elon Musk.

Terdapat poin-poin dari testimoni Powell, terutama penegasan The Fed jika mereka tidak bakal terburu-buru untuk memangkas suku kembang dalam waktu dekat.

"Dengan posisi kebijakan kami nan sekarang jauh lebih tidak restriktif dibandingkan sebelumnya dan ekonomi nan tetap kuat, kami tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan posisi kebijakan kami," ujar Powell, dikutip dari CNBC International.

Selain itu, bersambung pada malam ini Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 20.30 WIB, negeri Paman Sam bakal merilis info inflasi periode Januari 2025.

Sebelumnya, inflasi Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024 dilaporkan mencapai 0,4%. Tingkat inflasi secara tahunan alias year on year mencapai 2,9% sesuai dengan perkiraan banyak pihak.

Inflasi dipengaruhi oleh nilai daya nan kembali meningkat di akhir tahun sebesar 2,6%. Dorongan terbesar adalah bensin nan mencapai 4,4%. Pangan juga memberikan andil 0,3%.

Sementara itu inflasi inti 3,2%, turun dari bulan sebelumnya. Besaran tersebut sedikit lebih baik dari perkiraan sebesar 3,3%. Kelompok ini tidak memperhitungkan makanan dan energi.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS condong terkonsolidasi.

Paling dekat, rupiah berpotensi menguji pelemahan terdekat dari support di Rp16.460/US$ nan didapatkan dari high candle intraday pada 3 Februari 2025. Sementara itu, untuk support berada di Rp16.220/US$ nan didapatkan dari low candle intraday 5 Februari 2025.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Anjlok Tajam Hingga Rupiah Melemah ke Rp16.300-an Per USD

Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900

Selengkapnya