ARTICLE AD BOX
detikai.com, Beijing - Hari Buruh Internasional alias May Day jatuh pada 1 Mei setiap tahunnya. Biasanya para pekerja memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan aspirasi mengenai rutinitas pekerjaan mereka hingga melakukan tindakan di jalan.
China menjadi salah satu negara nan juga ikut merayakan Hari Buruh. Namun, berbeda dengan negara lainnya, libur Hari Buruh di negeri gorden bambu ini berjalan selama lima hari dari 1-5 Mei 2025.
detikai.com, nan tengah berada di Distrik Chaoyang, Beijing, China juga turut merasakan perbedaan suasana hari pekerja di China dengan negara lain, khususnya Indonesia.
Hari Buruh Internasional di China hanya sebatas libur nasional, condong santai, tanpa diwarnai serangkaian tindakan pekerja di tengah jalan.
Bagi pekerja di China, May Day rupanya seperti berkah lantaran bisa menikmati liburan untuk berkumpul berbareng family alias sekedar berjalan ke beragam tempat wisata.
“Hampir setiap pabrik diwajibkan memberi libur kepada para pekerja selama masa liburan ini, dan para pekerja biasanya berekreasi ke kota terdekat alias bersenang-senang berbareng rekan kerja mereka,” kata Zhang Jianbo, Direktur Asia Pasifik (APC) untuk Program China International Press Communication Center (CIPCC) kepada detikai.com, Kamis (1/5/2025).
Jianbo mengatakan, dari sisi pemerintah sendiri juga tidak ada seremoni resmi, seperti digelarnya parade besar di Beijing untuk merayakan Hari Buruh. Hanya saja, kata dia, ada beragam aktivitas budaya nan diselenggarakan oleh organisasi lokal di beragam provinsi.
“Libur May Day adalah hari libur nasional. Orang-orang biasanya merayakannya dengan bepergian, terutama di dalam wilayah China,” ucap Jianbo.
Hal senada juga diungkapkan seorang wartawan asal China nan tak mau disebutkan namanya ini. Jurnalis wanita berinisial P ini menyebut, banyak pekerja nan memanfaatkan libur Hari Buruh untuk pulang ke kampung halaman, termasuk dia nan bakal bertolak kembali kampung.
“Selama libur lima hari itu, mereka bisa rehat dan merayakan hari libur berbareng keluarga,” kata dia.
Ia bilang, nyaris mustahil bagi pekerja di China melakukan protes, termasuk saat Hari Buruh. “Para pekerja di China tidak bakal melakukan perihal seperti itu (protes),” kata dia.
Nikmati Hari Buruh Bersantai di Taman
Kondisi santuy saat seremoni Hari Buruh di China, terlihat di Ritan Park, sebuah taman umum nan cuma-cuma dikunjungi dan buka setiap hari.
Di libur Hari Buruh ini, nampak Ritan Park menjadi salah satu tempat favorit bagi penduduk lokal untuk berolahraga, berjalan-jalan santai, alias sekadar main layang-layang hingga menikmati suasana taman nan tenang di tengah kota.
Lebih lanjut, pada Senin lalu, China baru saja merayakan peringatan 100 tahun berdirinya Federasi Serikat Pekerja Seluruh China dengan memberikan penghargaan kepada para pekerja teladan nasional dan individu-individu berprestasi.
Total, sebanyak 1.670 orang dianugerahi sebagai pekerja teladan nasional, sementara 756 lainnya diakui sebagai perseorangan nan patut dicontoh.
Pada kesempatan ini, Presiden China Xi Jinping, mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan. Dia juga menyampaikan salamnya kepada para pekerja, petani, intelektual, dan golongan pekerja lainnya dari semua golongan etnis, serta kepada serikat pekerja dan staf di semua tingkat.
Dia juga menyampaikan angan kepada kelas pekerja agar dapat melangkah maju dan bisa berkontribusi di masa depan. Menurut dia, di era baru ini, kelas pekerja China telah menunjukkan kerja keras, perjuangan, serta inovasi dasar nan kokoh untuk perkembangan dan kemajuan China.
“Bukanlah hasil dari kebetulan, juga bukan diberikan sebagai kebaikan oleh orang lain. Semua ini berasal dari kerja keras, kebijaksanaan, dan keberanian seluruh personil Partai dan rakyat dari semua golongan etnis di China,” kata Xi Jinping.