Margin Bunga Masih Tertekan, Ini Sumber Laba Maybank Indonesia (bnii)

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatatkan untung bersih nan dapat diatribusikan kepada pemilik senilai Rp 376,25 miliar. Jumlah ini berbalik dari kerugian sebesar Rp 227,94 miliar pada periode nan sama setahun sebelumnya.

Kendati berhasil membalik rugi menjadi untung pada tiga bulan pertama tahun ini, upaya utama bank terpantau tetap mengalami tekanan. Pendapatan kembang tercatat naik 6,36% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi Rp 3,34 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Sementara itu, beban kembang naik lebih tinggi alias 13,29% yoy menjadi Rp1,50 triliun.

Alhasil pendapatan kembang bersih (net interest income/NII) hanya naik 1,27% yoy menjadi Rp1,5 triliun. Margin kembang bersih (Net Interest Margin/NIM) pun terkoreksi secara yoy sebesar 20 pedoman poin menjadi 4,3%.

Kendati demikian, pendapatan non-bunga (fee-based income) meningkat sebesar 54,3% menjadi Rp 571 miliar, ditopang oleh pendapatan biaya (fee) dari dunia market (GM) nan naik 309,5% yoy menjadi Rp107 miliar. Pendapatan biaya (fee) dari jasa selain GM juga naik 10,2% yoy menjadi Rp464 miliar.

Perolehan bank milik Maybank asal Malaysia itu juga mencatatkan untung dari peningkatan nilai wajar aset finansial sebesar Rp319,81 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Itu berbalik dari tahun lampau nan merupakan kerugian sebesar Rp397,04 miliar.

Selain itu, beban kerugian penurunan nilai aset finansial (impairment) mengalami koreksi dalam pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan periode nan sama tahun lalu. Maybank melaporkan beban impairment Rp 237,48 miliar per Maret 2025, turun 72,73% yoy. 

Sementara itu, total angsuran nan disalurkan mencapai Rp122,21 triliun pada Maret 2025, turun tipis dibandingkan sebesar Rp122,28 triliun pada Maret 2024.

Kualitas angsuran membaik dengan rasio angsuran bermasalah alias non performing loan (NPL) gross dan net masing-masing turun menjadi 2,35% dan 1,49%.

Pada pendanaan, biaya pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 4,9% yoy menjadi Rp111,50 triliun sehubungan dengan pengelolaan biaya dana. Giro tumbuh 6,3%, sedangkan Tabungan turun 5,2%. Meski demikian, CASA tercatat naik 1,6%. Rasio CASA juga meningkat menjadi 53,0% pada Maret 2025 dari 49,7% pada Maret 2024.

Lantas, rasio pinjaman terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) mengetat menjadi 104,51%, dari setahun sebelumnya 100,35%. Total aset Bank meningkat 6,8% menjadi Rp189,81 triliun.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Tekor Rp 104 Triliun di Akhir Maret 2025

Selengkapnya