Mantap! Waskita Karya Catat Kontribusi Ke Negara Naik 116,05%

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan total penurunan utang sebesar 17,5% pada 2024 menjadi Rp69,3 triliun. Sebelumnya pada 2022 dan 2023 utang Perseroan mencapai Rp84 triliun. Corporate Secretary Ermy Puspa Yunita menjelaskan, penurunan tersebut berkah pengaruh dekonsolidasi utang sekitar Rp5 triliun atas divestasi PT Trans Jabar Tol (TJT). Kemudian didorong pula oleh adanya pembayaran pinjaman bank dan pengaruh restrukturisasi utang pinjaman.

"Kinerja positif ini tidak lepas dari keberhasilan restrukturisasi nan sudah efektif per September 2024. Ke depannya, Perseroan bakal terus menekan komposisi utang," ujar Ermy dalam keterangan resmi, Kamis (27/3/2025).

Penurunan total utang itu, lanjut dia, sejalan dengan turunnya past due alias nan sudah jatuh tempo pada 2022 utang vendor hingga 82% dari total utang vendor Rp2,1 triliun. Per Desember 2024 utang nan jatuh tempo pada 2022 tersebut tersisa Rp383 miliar. Ermy menuturkan, efektifnya restrukturisasi turut berakibat pada pengelolaan kas nan lebih fleksibel.

Sepanjang tahun lalu, sambungnya, Waskita pun sukses merealisasikan pembayaran pajak sebesar Rp2,9 triliun. Dengan begitu, kontribusi Perseroan terhadap negara menembus 116,05% dibandingkan tahun sebelumnya nan sebesar Rp1,4 triliun.

Dia menegaskan, perlahan tapi pasti, keahlian finansial Waskita mulai membaik. Bahkan EBITDA Perseroan tumbuh positif dengan kenaikan menembus 243,5% menjadi Rp0,9 triliun pada tahun lalu.

"Peningkatan EBITDA terjadi dikarenakan adanya peningkatan keahlian operasional. Kemudian dilakukan efisiensi atas beban usaha, dan kontribusi pendapatan lain-lain atas divestasi sebagian kepemilikan saham di PT TJT," jelas Ermy.

Dia menambahkan, beban finansial Waskita juga mengalami penurunan 1,8% dari Rp4,4 triliun pada 2023 menjadi Rp4,3 triliun sepanjang tahun lalu. Penurunan itu disebabkan turunnya suku kembang pinjaman berkah efektifnya restrukturisasi.

Meningkatnya EBITDA ditambah menurunnya beban keuangan, kata Ermy, membikin rugi bersih Perseroan ikut turun sebesar 2,7%. Nilainya menjadi Rp3,9 triliun dibandingkan pada 2023 nan mencapai Rp4 triliun.

"Upaya Perseroan dalam meningkatkan keahlian finansial mulai membuahkan hasil. Pencapaian ini bukanlah akhir, melainkan awal untuk mengarahkan finansial Waskita agar semakin positif," tuturnya.

Ermy melanjutkan, sepanjang tahun lampau Perseroan mengerjakan 68 proyek melangkah dengan total nilai sebesar Rp44,7 triliun. Sebanyak 61% di antaranya merupakan proyek konektivitas, 20% Sumber Daya Air (SDA), 17% gedung, dan 2% Engineering, Procurement, and Construction (EPC), serta proyek anak usaha.

Sementara, total proyek nan diresmikan selama 2024 sebanyak 12, dengan empat di antaranya merupakan waduk nan berfaedah sebagai penyuplai air irigasi. Bendungan tersebut mencakup Karian, Margatiga, Leuwikeris, dan Temef. Waskita juga menyelesaikan tiga proyek irigasi pada tahun lalu. Proyek tersebut meliputi Daerah Irigasi (DI) Salamdarma, Kamojing, serta Mrican.

Proyek krusial lainnya nan diresmikan pada 2024. Pertama Jalan Tol Serpong-Cinere Seksi 2 sepanjang 3,64 kilometer (km) dan Cimanggis-Cibitung sepanjang 26,18 km.

Waskita juga meresmikan empat proyek gedung pada tahun lalu. Sebut saja Gedung Kantor Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Mataram, Revitalisasi Gedung Kantor Besar Lama dan Kantor Direksi PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Gedung Hotel Saka, dan Apartemen Duren Tiga. Lalu jelang penutupan 2024, proyek ikonik Waskita ialah Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sebagai BUMN Konstruksi nan berilmu lebih dari 64 tahun membangun infrastruktur, Ermy menegaskan, Waskita tidak hanya konsentrasi pada penyelesaian proyek dan meningkatkan keahlian keuangan. Perseroan juga terus melakukan aktivitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

"Waskita menyadari bahwa keahlian sosial kudu melangkah beriringan dengan keahlian finansial perusahaan," tutur Ermy.

Dirinya menuturkan, aktivitas sosial Waskita nan dilakukan melalui Unit TJSL terbagi menjadi dua program, ialah Penyaluran biaya TJSL Non Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) serta Penyaluran Dana PUMK. Adapun Perseroan telah menyalurkan support sosial sekitar Rp4,41 miliar nan terdiri dari Penyaluran biaya TJSL PUMK sebesar Rp2,9 miliar dan Penyaluran biaya TJSL Non-PUMK sebesar Rp1,5 miliar.

"Kegiatan TJSL Waskita tidak hanya konsentrasi pada pemberdayaan UMKM, tapi juga pendidikan dan lingkungan. Kami pun selalu sigap tanggap merespons kondisi darurat seperti musibah alam," katanya.

Sepanjang tahun lalu, TJSL Perseroan mendapat sejumlah apresiasi. Di antaranya Penghargaan TJSL dan CSR Awards Kategori Bintang 4 Pilar Ekonomi oleh BUMN Track dan Penghargaan TOP SDGs Awards Kategori SDGs Initiative Implementation CSR/TJSL Funds.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Soal Perang Dagang, Bos MI Ungkap Sebab Gejolak IHSG

Next Article Waskita Toll Road Buyback 53,7 Juta Lembar Saham Anak Usaha

Selengkapnya