Macet Panjang Di Pelabuhan Gilimanuk Imbas Demo Truk Di Ketapang

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Aktivitas di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, lumpuh akibat demonstrasi nan dilakukan sopir truk di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sejumlah pengemudi truk terjebak hingga 12 jam di Pelabuhan Gilimanuk. Antrean kendaraan masuk ke pelabuhan apalagi semakin parah.

Dikutip detikai.com, antrean kendaraan sudah terjadi pada Rabu (16/7) awal hari. Kendaraan sudah mengular hingga wilayah rimba Cekik alias berjarak sekitar 5,5 kilometer (km) dari Pelabuhan Gilimanuk. Jalur Gilimanuk-Singaraja juga terpantau macet sekitar 5 km dari pelabuhan nan didominasi oleh truk besar.

"Saya sudah terjebak dari pukul 01.00 Wita awal hari tadi. Sampai pukul 14.00 Wita juga belum naik ke kapal. Tadi padahal sekitar pukul 08.00 Wita sudah masuk wilayah pelabuhan," ungkap salah seorang pengemudi truk ekspedisi, Jainul (47), Rabu (16/7).

Pria asal Lumajang, Jawa Timur, ini menjelaskan kemacetan diduga terjadi akibat perdebatan di Pelabuhan Ketapang. Menurut info nan diterimanya, perdebatan diduga dipicu kebijakan baru setelah kejadian KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.

"Ada kapal nan tidak memenuhi syarat, tidak diberikan berlayar. Katanya ada protes di Ketapang, infonya kurang jelas ribut di sana intinya," ujar Jainul.

Jainul menambahkan rekannya sesama pengemudi truk nan sudah naik kapal apalagi belum juga bisa sandar di wilayah Ketapang. "Semoga ada solusi. Penyebabnya lantaran ada kapal tenggelam mungkin diperketat, ada kapal dilarang beroperasi. Pengen sigap tidak kayak gini," katanya.

Sementara itu, personel Polres Jembrana, Polsek Gilimanuk, dan Dishub Jembrana tampak siaga di sepanjang jalan menuju Pelabuhan Gilimanuk. Di pertigaan Cekik, petugas terlihat sibuk melakukan buka tutup jalur untuk mencegah saling serobot kendaraan.

Kapolres Jembrana AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati mengatakan antisipasi dilakukan mengenai menumpuknya kendaraan di pelabuhan sebagai akibat dari situasi di Ketapang. Ia meminta pengguna jasa untuk bersabar dan mengikuti pengarahan petugas di lapangan agar pengaturan lampau lintas bisa melangkah lancar.

"Kami mengimbau agar para pengguna jasa untuk membeli tiket dan mengisi identitas komplit sebelum keberangkatan," tandasnya.

15 kapal LCT dilarang berlayar

Sebanyak 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) dilarang beraksi di lintas penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Larangan ini diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi.

Kebijakan itu tertuang dalam surat resmi bertanggal 14 Juli 2025, nan ditandatangani langsung oleh Kepala KSOP Tanjung Wangi, Purgana. Dalam surat tersebut disebutkan, penghentian operasional dilakukan demi menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

"Hasil pemeriksaan tim pejabat pemeriksa keselamatan kapal direktorat Jenderal Perhubungan Laut merekomendasikan 15 kapal nan saat ini beraksi di Pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk untuk ditunda keberangkatannya sampai dengan dilakukan perbaikan serta memenuhi seluruh rekomendasi tersebut dan selanjutnya bakal dilakukan pemeriksaan ulang sampai seluruh temuan dapat dipenuhi dan kapal dalam kondisi laik layar," tulis Purgana dalam surat resmi.

Rekomendasi dikeluarkan setelah adanya pemeriksaan Rampcheck oleh pejabat pemeriksa keselamatan kapal Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada hari Kamis (10/7) sampai Jumat (11/7). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai imbas dari kecelakaan laut nan terjadi pada KMP Tunu Pratama Jaya.

Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya merupakan kapal jenis LCT. Merujuk pada kebijakan di mana LCT tidak diperbolehkan untuk mengangkut penumpang, sehingga KMP Tunu Pratama Jaya mengubah kapalnya menjadi KMP.

Sementara itu, Dadang salah satu operator kapal jenis LCT nan dilarang beraksi mengaku dirugikan dengan kebijakan nan mendadak tersebut. Kapal nan dia operasikan sudah tidak bisa beraksi sejak Selasa (15/7) pukul 22.00 WIB.

"Dari malam saya tidak bisa beraksi dan terpaksa parkir. Tapi iba ini sopir-sopir tidak bisa menyeberang," kata Dadang.

Menurut Dadang, sejak Selasa (15/7) pukul 23.30 WIB puluhan pengemudi truk nan tidak bisa melanjutkan perjalanan demo menuntut dioperasikannya sebagian kapal LCT.

"Sudah dari Selasa malam sopir-sopir itu protes, iba mereka sampai demo lantaran memang dirugikan jika mereka tidak jalan," ujar Dadang.

Dadang mengaku tidak menolak kebijakan nan diberlakukan otoritas demi keamanan. Namun, dia berambisi ada upaya persuasif nan dimulai dengan sosialisasi.

Baca selengkapnya di sini.

(isn/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya