ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Gangguan sistem Bank DKI nan terjadi dalam beberapa waktu terakhir menimbulkan keresahan di kalangan nasabah.
Namun, pengamat perbankan Doddy Ariefianto menilai situasi ini sebaiknya direspons dengan tenang dan bijak, sembari menanti hasil audit independen nan tengah dilakukan.
“Kalau kondisi saat ini, tentu saja kudu bersabar. Karena ini memang ada masalah di banknya,” ujar Doddy saat diwawancarai pada Rabu (23/4/2025).
Ia menekankan pentingnya bagi para pengguna untuk tetap menyimpan arsip penting, terutama jika berangkaian dengan transaksi dalam jumlah besar.
“Kalau transfer jumlahnya material, Rp 500 juta, Rp 1 miliar, nah itu buktinya disimpan. Jadi walaupun info kita ada di bank, kita tetap kudu nyimpen dokumen-dokumen dari transaksi besar,” tambahnya.
Menurut Doddy, tindakan buru-buru memindahkan biaya ke bank lain tidak selalu menjadi pilihan nan bijak, apalagi jika rekening tersebut sudah mengenai dengan penggajian alias transaksi rutin lainnya.
“Mindahin biaya dari bank itu kan costly. Pertama kali kita bikin rekening di Bank DKI itu biasanya untuk gaji, nan nggak bisa mudah dipindah-pindah. Dan saya pikir ini bukan kejadian nan sering berulang,” jelasnya.
Meski banyak pengguna merasa terganggu lantaran gangguan sistem terjadi di saat nan krusial, Doddy mengimbau publik untuk memberikan waktu kepada pihak manajemen dan pemerintah provinsi untuk menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
“Kalau bijaksana, kita beri waktu dulu. Hasil auditnya kelak bakal keluar. Nah, setelah keluar, baru masing-masing pengguna bisa mencerna dan mengambil keputusan sendiri, apakah DKI tetap layak untuk saya teruskan,” katanya.
Terkait langkah internal nan sudah diambil oleh Bank DKI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Doddy menilai perihal tersebut sudah cukup proporsional.
“Langkah-langkah sejauh ini sudah tepat. Gubernur sudah mencopot dewan nan menangani bagian IT, dan audit independen juga sudah diterjunkan untuk mencari akar masalahnya,” ungkapnya.