ARTICLE AD BOX
detikai.com
Kamis, 01 Mei 2025 04:10 WIB

Jakarta, detikai.com --
Anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana mengkritik rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk mengirim siswa bermasalah menjalani pembinaan di barak TNI dan Polri.
Menurut Bonnie, tak semua masalah bisa diselesaikan dengan cara-cara militeristik. Menurut dia, rencana itu perlu dikaji lebih matang sebelum diimplementasikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak semua problem kudu diselesaikan oleh tentara, termasuk persoalan siswa bermasalah," kata Bonnie dalam keterangannya, Rabu (30/4).
Menurut Bonnie, membangun karakter siswa bermasalah tak tepat dilakukan dengan langkah militer. Menurut dia, perlu ada penanganan secara holistik dengan memahami kondisi lingkungan dan keluarga.
Bonnie mengaku dirinya lebih mendukung penanganan secara psikologis alih-alih dilakukan pembinaan secara militer.
Dia mendorong pemerintah menyediakan pembimbing konseling di setiap sekolah nan terlatih dalam mengatasi siswa bermasalah. Selain itu, Bonnie menilai, pendekatan bagi anak-anak bermasalah dapat dilakukan dengan penyediaan sarana di sekolah nan dapat menyalurkan talenta dan minat mereka.
"Penyediaan akomodasi olahraga dan kesenian juga semestinya bisa dilakukan pemerintah agar siswa-siswa bermasalah bisa menyalurkan daya dan kreavitasnya," ujarnya.
Politikus PDIP itu mengatakan mengirimkan anak bermasalah ke barak militer bukan satu-satunya langkah menyelesaikan masalah kedisiplinan remaja, terlebih bagi anak dengan latar belakang sosial nan beragam. Menurut dia, anak bermasalah mempunyai karakter nan berbeda. Termasuk latar belakangnya.
"Jadi tidak bisa disamaratakan seperti itu. Harus ditemukan pola nan paling tepat untuk memperbaiki sikap mereka sesuai dengan kebutuhan anak-anak ini seperti apa. Kalau seperti ini dengan style militeristik, kayaknya malah jadi ke mana-mana," lanjutnya.
Dedi mengungkap pihaknya siap meneken surat info program itu dan bakal bertindak pada 2 Mei di beberapa wilayah di Jawa Barat bekerja sama dengan TNI dan Polri.
Menurut dia, setiap siswa bakal mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak unik nan telah disiapkan. Program ini bakal dijalankan dengan prioritas pada siswa nan susah dibina alias terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindakan kriminal.
(fra/thr/fra)
[Gambas:Video CNN]