ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku kembang acuannya di level 5,75% dan ketidakpastian nan tetap cukup tinggi.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (24/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.865/US$ alias melemah 0,03%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada 14:56 WIB, tampak turun 0,4% ke nomor 99,44 alias lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya (23/4/2025) di posisi 99,84.
Dolar melemah pada Kamis, menyusul lonjakan tajam setelah Presiden AS, Donald Trump menarik kembali ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan pemerintahannya membuka pintu bagi sikap nan lebih lunak terhadap tarif China.
Hal ini semakin menguat ketika Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan AS tidak mempunyai sasaran mata duit tertentu dalam pikirannya, menjelang pembicaraan dengan mitranya dari Jepang. Bessent juga mengatakan embargo de facto saat ini terhadap perdagangan AS-Tiongkok tidak dapat dipertahankan, sembari memperingatkan bahwa AS tidak bakal bertindak lebih dulu dalam menurunkan pungutannya lebih dari 100% terhadap barang-barang China.
Kendati depresiasi terjadi pada DXY, rupanya tidak cukup bisa membikin mata duit Garuda perkasa.
Ada pun Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya tetap di tingkat 5,75% pada hari kemarin. Menurut Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), Banjaran Surya Indrastomo, keputusan BI itu dilatarbelakangi oleh tren pelemahan rupiah nan tetap berlanjut.
"Ini tetap berpotensi untuk menghadapi tekanan lantaran tadi ketidakpastiannya tetap tinggi, tetap menghadapi juga penanammodal itu mereposisi investasi keluar dari emerging market," kata Banjaran.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Rp16.800-an per Dolar AS
Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260